24: Berdarah

259 45 9
                                    

Hayeon mencoba menyelesaikan tugasnya tapi Ia baru menyadari bahwa Ia kehabisan stok kertas, Ia melihat kearah jam dinding dikamarnya. Jam 11, hampir tengah malam. Ia tidak bisa menunggu sampai besok karena besok adalah waktu pengumpulannya. Ia harus menyelesaikannya malam ini juga.

Dirinya keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang tamu, orang tuanya masih ada disana, sedang menonton televisi.

"Sayang, apakah kau butuh sesuatu?" Ibunya menyadari kehadirannya dan melihat kearahnya.

"Y-ya, aku kehabisan kertas, dan aku sangat membutuhkannya." Hayeon tidak tahu harus berkata apa. "Ayah, apa kau punya beberapa?"

Ayahnya menghela nafas, "Ayah meninggalkan semua di sekolah, tapi ayah bisa mengantarmu ke toko buku."

"Ani," Tolak Hayeon pelan. "Sudah hampir tengah malam, aku tidak yakin masih ada toko buku yang buka."

"Ada, Ayah tahu tempatnya, jangan khawatir. Ayo, ambilkan jaketmu." Ayahnya berdiri dari sofa.

"Terima kasih, Ayah." Ucap Hayeon yang kemudian kembali ke kamarnya. Dia berpikir bahwa Ayahnya akan marah padanya karena Ia tidak mempersiapkannya sebelumnya.

Di sisi lain, Nyonya Lim tersenyum pada suaminya. Dia perlahan berubah menjadi lebih baik pada putri mereka.

Setelah Hayeon kembali, Ia dan Ayahnya langsung keluar untuk pergi ke toko buku. Itu sekitar dua puluh menit sampai mereka tiba disana.

"Aku akan menunggumu di sini," Ucap Tuan Lim.

"Kudengar Ibu ingin Ayah membelikannya obat, Ayah harus pergi sebelum apotek tutup. Aku akan menunggu sampai Ayah kembali disini." Ucap Hayeon cepat.

"Tidak, Ayah akan menunggu.."

"Ayah, percayalah padaku. Aku akan baik - baik saja, bahkan apoteknya tidak terlalu jauh dari sini, kan? Kita bisa menghemat waktu jika Ayah pergi sekarang, tugasku sudah menunggu dirumah." Hayeon mencoba meyakinkannya.

"Baiklah, tapi jangan kemana - mana sampai Ayah kembali, arraseo?"

Hayeon mengangguk kemudian Ia keluar dari mobil, Ia tersenyum kecil sebelum masuk ke toko buku.

Di dalam, Hayeon mengambil beberapa kertas yang Ia butuhkan, Ia juga mengambil beberapa bolpoin dan spidol. Ia membayar semuanya dan keluar dari toko buku. Ia menunggu Ayahnya diluar.

Namun tidak lama kemudian, Hayeon melihat sebuah mobil yang tidak asing berlalu dan berhenti tidak jauh darinya. Seorang lelaki keluar dari mobil itu, Hayeon bisa melihat wajahnya, wajah yang benar-benar dia kenali.

"J-jungkook?" Gumamnya.

Hayeon melihatnya berlari dan belok memasukki sebuah gang kecil. Hayeon melihat sekeliling, setiap toko sudah tutup, hanya toko buku itu yang masih buka. Daerah itu benar-benar sepi, dan dia tidak melihat ada orang di sana. Semua orang sudah ada di dalam rumah.

Jadi, mengapa Jungkook ada di daerah itu?

Hayeon benar-benar penasaran, tapi Ia bingung. Haruskah Ia mengikuti kemana Jungkook pergi atau tetap disana sampai ayahnya kembali.

Hayeon berpikir sejenak, sampai Ia memutuskan untuk hanya melihat apa yang ada di sana, di gang kecil itu. Hayeon berusaha tidak bersuara, Ia berjalan cepat tapi diam-diam. Ketika Ia sudah ada di sana, dia mengintip ke dalamnya. Tapi tiba-tiba dia mendengar sesuatu yang pecah, Ia tidak bisa melihat apa-apa karena di gang itu ada belokan lagi.

Ia menjadi sangat cemas mengingat Jungkook ada disana.

"Mianhae, Ayah. Tapi aku harus memastikan," Gumamnya sebelum dia masuk ke gang.

Hayeon berjalan cepat tetapi diam-diam lagi, jantungnya berdetak sangat cepat, Ia berharap bahwa tidak terjadi apa - apa pada Jungkook. Ia sampai disana dan mengintip lagi.

Ia langsung melebarkan matanya.. setelah melihat Jungkook dengan darah keluar dari mulutnya, juga memar di wajahnya.

"Bunuh saja aku, aku tidak keberatan. Lagipula aku sudah tidak ingin hidup lagi." Hayeon melihat Jungkook yang tersenyum pahit.

"Tidak, itu terlalu mudah. Aku ingin kau menderita lebih dulu," Ucap orang yang Hayeon tidak kenali itu, ada dua orang lagi yang memegang Jungkook.

"Aku ingin membuatmu amnesia, jadi kau tidak akan ingat siapa yang melakukan ini kepadamu, dan juga aku akan.. mematahkan kedua kakimu sehingga kau tidak akan bisa dance lagi. Setelah itu, aku akan benar-benar puas, aku akan tertawa bahagia setelah kau menderita.."

Hayeon kaget setelah mendengar semua itu, Ia langsung menelpon polisi untuk datang secepat mungkin, tangannya gemetar, Ia benar-benar ketakutan.

"Yah, bawakan aku botol itu!"

Hayeon mendengarnya, Ia mengintip lagi. Orang itu mengatakan kepada temannya untuk membawa botol bir yang tidak terlalu jauh dari mereka.

"Yah, Jeon sialan. Aku pikir jika aku memukulmu sekali, itu tidak cukup untuk membuatmu amnesia, jadi bagaimana kalau berkali - kali? Apakah kau keberatan?" Tawarnya.

"Apa aku terlihat peduli?" Jawab Jungkook santai.

"Dengan senang hati, kalau begitu."

Hayeon melihat pria itu mengambil botol pertama, dan tanpa berpikir lagi.. Ia langsung berlari kearah mereka. Ia sampai disana tepat saat orang itu memukulnya, jadi bukannya Jungkook, botol itu mendarat dan langsung pecah di kepala Hayeon.

Mereka terkejut dengan kemunculannya yang tiba-tiba, tak terkecuali Jungkook.

Hayeon langsung pingsan dengan kepalanya yang berdarah - darah, tepat dihadapan Jungkook.

Mata Jungkook berkaca - kaca, Ia segera melepaskan dirinya dan memeluknya.

"HAYEON, ANDWAE!"

Melihatnya, pria yang tidak lain adalah Bambam, tersenyum puas. Dia bahkan terkekeh, "Sungguh adegan yang tragis, gadis yang kau cintai menyelamatkanmu. Jadi, dia benar - benar kekasihmu, kan?"

"Sayangnya, aku masih bisa melanjutkan apa yang ingin kulakukan. Pegang dia lagi dan bawakan aku botol yang lain!"

Ketika mereka baru akan melanjutkannya, mereka mendengar suara mobil polisi.

"Brengsek!" Mereka langsung pergi dari sana, meninggalkan Jungkook dengan Hayeon yang tak sadarkan diri.

"Tidak, Hayeon.. andwae!!" Jungkook menangis sambil menggenggam tangan Hayeon. Darah terus keluar dari kepalanya. "Kau harus bertahan hidup, Hayeon. Kau tidak boleh mati.."

"Aku tidak pernah menginginkan kau menjadi seperti ini, tolong bertahanlah.."
  
  
  
  
  
  
 
  
 
 
***
  
   
  
  
  
 
 
   
  
 
A/N:
Akankah Hayeon mati?
Apakah Hayeon berhasil menyelamatkan Jungkook dari kematiannya dengan menukar nyawanya sendiri demi Jungkook?
Tinggal satu chapter lagi dan setelah itu end:'(((
See you tomorrow!
Thank you!
   
  
Tsyscarlet💛

DESTINY || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang