(1) Larissa Praharja

80.3K 3.1K 39
                                    

"Larissa, duduk disini sebentar nak." ucap lelaki paruh bayah yang dipanggil 'Abi' itu menepuk-nepuk sofa di sebelahnya.

Larissa mengangguk dan langsung menghampiri abi nya dengan sopan.

"Iyah abi, ada apa?" tanyanya lembut.

"Umur mu sudah 23 tahun nak,kamu juga sudah menamatkan kuliah S1, abi mempunyai rencana untuk menjodohkan mu, jawabannya abi serahkan sama kamu, kamu mau atau tidak karena abi tidak memaksa." Abi nya memandang mata anaknya lekat-lekat dan tersenyum.

Larissa mendengar itu terkejut, namun karena kepatuhannya pada kedua orang tuanya ia tidak menolak rencana Abi untuk menjodohkan nya, toh itu rencana yang baik kan?

"Izinkan Larissa istikhoroh, untuk menentukannya bi." Ktanya malu-malu.

"Baiklah itu bagus, abi tunggu jawabanmu nak." seru abi dan uminya bersamaan.

"Hanya Allah tempat kita mengadukan segala pilihan," ujar Haris mengelus puncak kepala Larissa yang terbalut hijab.

"Abi, akan beritahu pada Ryan dan Runi saat kamu telah menjawabnya." Sambungnya.

"Iya bi." Ujar Larissa.

Kemudian umi tersenyum sangat teduh pada Larissa seraya menampakan kebahagiaan dalam hatinya.

"Alhamdulilah, anak perempuan umi sebentar lagi udah mau menjadi seorang istri."

Senyum Larissa mengembang di bibirnya dengan mata berkaca-kaca ia memandang senyum bahagia dari bibir Gia, uminya membuat hatinya ingin menangis, pasalnya ia belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

"Mi, maafin Larissa yang belum bisa membahagiakan umi dan abi." ucapnya lirih.

"Larissa, kamu sudah lebih dari membahagiakan umi dan abi, bahkan kamu telah ingin menjadi jubah untuk umi dan abi di akhirat, dengan hapalan ayat suci Al-Qur'an mu."

Umi memeluk Larissa sangat erat,menyalurkan kasih sayangnya padanya,anak tunggalnya.
Lalu, turunlah bulir-bulir air mata dari pelupuk mata Larissa, ia sangat menyayangi kedua orang tuanya.

Karena kedua orang tuanya adalah surga nya kini, sebelum ada surga kedua yang harus ia taati.

Meski perjodohan ini sangat mendadak untuk Larissa ketahui, tetapi ia yakin pilihan kedua orang tuanya adalah yang terbaik, ia juga pasti pilihan dari Allah azza wa jalla.

Ya Allah jika perjodohan ini adalah ketentuan mu, aku ikhlas menerimanya. -batin Larissa.

------

Malam ini, malam ke-9 Larissa melakukan istikharah untuk menentukan pilihannya. Hatinya telah condong pada lelaki yang ingin Haris jodohkan dengannya.

"Ya Allah Engkau Yang Maha Tahu, sekiranya engkau tahu bahwa lelaki ini adalah yang terbaik bagiku, maka satukanlah kami dalam halal, jika dengan bersamanya hamba dapat terasa dekat dengan-Mu dan surga, maka mudahkanlah kami untuk bersama meraih Ridha-Mu."

Setelah shalat, Larissa melanjutkan melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan merdu hingga menggema di kamarnya.
Hatinya telah dapat menentukan pilihannya, Allah telah memberikan jawaban atas istikharahnya, ia berharap pernikahan ini akan menjadi yang pertama dan terakhir dalam hidupnya.

------

1 minggu lebih 2 hari telah berlalu

"Bagaimana Ris?kamu telah punya jawabannya?" tanya Haris, abinya.

Gia dan Haris menunggu anaknya memberikan jawaban atas perjodohan ini.

"Kalau Larissa tidak mau, Larissa boleh menolaknya sayang." Ujar Gia lembut disertai anggukan Haris.

insyaAllah ini pilihan Allah yang terbaik.

Larissa membuka suaranya, "Bi,mi, Larissa menerima perjodohan ini."

"Alhamdulilah...." ucap Gia dan Haris bersamaan.

"Abi akan kabari Ryan secepatnya."

------



Makasih udah mau baca,jangan berhenti baca di part 1 ini.
Lanjut deh, siapa tahu suka👌

Baru belajar, jadi maaf kalau kurang nyambung.

Kekasih Surga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang