(6) Tidak sadar

44.1K 2.4K 41
                                    

Zayn POV

Katakanlah padaku, bahwa aku jahat.
Aku membiarkannya tidur seorang diri di ranjang pada malam pertama, dan aku berbohong pada Larissa agar bisa bergegas pergi darinya.

Dengan perlakukan ku seperti itu bukan berarti aku tidak merasa bersalah, dalam relung hatiku merasa amat sangat takut dengan murka Allah pada ku. Tapi, entah mengapa aku sulit menerimanya.

Padahal ia sudah sah menjadi istri ku kemarin,Larissa wanita yang memiliki paras cantik dengan ahlak yang sholehah menambah kesan anggun pada dirinya, status ku sudah berubah dan mengharuskanku mempunyai tanggungjawab besar padanya.

"Pengantin baru udah ngantor aja.." ucap Juno yang tiba-tiba masuk ke dalam ruanganku.

"Kalau masuk salam dulu, Jun." Aku memutar bangku menghadap lurus ke depan.

"Hehe, iya-iya maap. Eh btw lo nggak honeymon Zayn?" tanya Juno heran.

"Enggak, gak ada rencana."

Juno menyerngitkan kening, "kenapa? masih mikirin cewek yang ketemu tahun lalu?"

Aku memandang datar Juno, "Iya, kenapa?"

Juno terkejut dan memukul ringan lengan ku.

"Gila gila, lo udah nikah masih mikirin cewek lain?"

"Sadar Zayn, istri lo juga lebih cantik dari yang kemarin." sambung Juno.

"Ini bukan soal kecantikan."

"What do you mean? tau lo belum move on kaya gini sih mending kemaren gue aja yang kawin." kata Juno memasang senyum sinis.

"Kawin? sama siapa?"

"Sama Larissa lah." jawab Juno santai.

"Nggak usah bawa-bawa istri gue lagi." kata Zayn dengan menekankan sebutan 'istri gue'

Juno tertawa saat melihat ekspresi marah ku, mungkin ia tau kalau aku tidak benar-benar menjauhi Asyiva, aku hanya butuh waktu untuk terbiasa dengan kehadiran wanita yang belum ku cintai.

"It is not fair, lo nggak cinta dia terus kenapa marah?" tanya Juno yang sengaja menggoda ku.

"Gue emang nggak cinta, ta--pi kan di--a istri gue."

"Udah mending lo keluar, terusin pekerjaan lo." perintah ku sambil menyeret paksa tangan Juno untuk keluar.

Juno tertawa terbahak-bahak, lalu membuka pintu dan melangkah keluar, sebelum pintu ia tutup rapat ia menyembulkan kepalanya ke arah ku.

"Kayanya gue harus ganti profesi dari wakil direktur jadi P E B I N O R."

"PEREBUT BINI ORANG." ujar Juno meledek lalu tertawa.

Aku mengepalkan tangan dan berjalan cepat ke pintu, aku melayangkan tanganku lalu Juno dengan cepat menutup pintu sangat rapat yang mengakibatkan tangan ku memukul pintu.

"Punya sahabat kok bobrok ya." ucap ku kesal lalu merapihkan dasiku yang berantakan.

-------

Langit sudah gelap, disertai hujan yang deras malam ini. Jam sudah menunjukan pukul 24.00
Sedangkan Zayn belum sampai di rumah.

Larissa menggenggam ponselnya erat, ia telah mencoba menghubungi nomor Zayn berkali-kali, namun Zayn tidak mengangkatnya.

"Mas, kenapa belum sampai." ucap Larissa monolog.

Ia terus mundar mandir seraya khawatir dengan keberadaan Zayn saat ini. Dan tak lama pintu diketuk oleh seseorang.

Tukk..tukk..tukk

Dengan sigap, Larissa langsung berjalan cepat membukakan pintu, ia terkejut melihat tubuh Zayn yang lemas dengan mata setengah terpejam.

"Astagfirullah mas." Larissa menopang lengan Zayn menuntunnya ke kamar mereka.

Dia merebahkan tubuh Zayn di atas ranjang dan membukakan sepatu Zayn.
Kini, mata Zayn tertutup sempurna ia dapat melihat pakaian Zayn yang basah kuyup akibat kehujanan.

Larissa menggantikan pakaian Zayn satu persatu, gerakannya masih sangat kaku karena ia malu.
Dia melihat dada Zayn yang bidang, dengan cepat ia menggantikan seluruhnya.

Karena khawatir dengan keadaan suaminya,Larissa mendekatkan dirinya ke bibir Zayn dan ia tidak mencium aroma alkohol di sana, ia percaya kalau Zayn tidak mungkin meminum barang haram itu.

"Mas Zayn hanya lelah, Ris." ucapnya pada diri sendiri.

Larissa menempelkan tangannya ke kening Zayn, ternyata suhu tubuhnya panas, Zayn demam.
Ia turun ke lantai satu untuk mengambil air hangat untuk mengompres kening Zayn.

Kemudian, Larissa menempelkan kain yang telah ia masukan ke dalam air hangat,  Zayn bergelut selimut menggigil kedinginan.
Larissa mengusap wajah Zayn ia mengamati wajah suaminya, Zayn memiliki hidung yang mancung, pipi yang tirus, bibir yang tipis, dan kulit yang putih.

Hawa dingin semakin mencekam di tubuh Zayn, terlihat ia terus menggeretakan giginya.
Larissa memberanikan diri untuk memeluknya berharap hawa dingin yang dirasakan Zayn berubah menjadi hangat.

"Aku tidak mencintaimu, dengarlah alasan ku menikahimu karena demi kebahagiaan orang tuaku." Zayn mengigau di sela-sela tidurnya.

Larissa membeku, satu fakta yang keluar dari mulut suaminya membuat dadanya sesak, ternyata dugaannya tentang Zayn mencoba menghindarinya itu benar, Zayn tidak mencintainya.
Kemudian, turunlah bulir air mata dari kelopak matanya. Larissa tidak menjauh dari Zayn, ia masih memeluk Zayn dengan seulas senyum kecil bi bibirnya.

"Nggak pa-pa mas, bukan tidak tapi mas hanya belum cinta." ucapnya lirih.

Ya Allah jika ini kehendakmu jadikan lah hatiku ikhlas menerimanya.
Engkau yang maha membolak-balikan hati, buatlah mas Zayn mencintaiku karena-Mu. -Doa Larissa dalam hati.

-----


Makasih buat kalian yang udah mau baca cerita ini, semoga suka dan nggak ngebosenin.

See ya💖

Kekasih Surga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang