(10) Amanah

38.5K 2K 33
                                    

Author

Dua bulan yang lalu saat Zayn berniat belajar untuk mencintai Larissa, perlahan keadaan hubungan mereka memiliki kemajuan. Zayn tidak lagi memberi perangai kasar pada Larissa, ia berusaha untuk menjadi sosok suami yang baik untuknya.

"Ris, kamu bisa buat gulai kambing?" tanya Zayn yang berada di pangkuan Larissa.

"Bisa mas, kok tumben mas tiba-tiba mau gulai kambing?"

Zayn merubah posisi menjadi duduk, "aku lagi kepengen."

Larissa terkekeh, "mas kaya ngidam."

"Gatau nih."

Kemudian, Larissa beranjak pergi untuk ke dapur mengambil minum.
Saat Larissa setengah jalan, ia merasakan mual di dalam perutnya
Ia berbalik lalu berjalan ke kamar mandi mengeluarkan isi di perutnya.

"Hueek..hueekk.."  

"Ughh, hueek.."

Zayn berlari ke kamar mandi saat mendengar keluhan Larissa, ia langsung memijat pangkal leher Larissa.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya." kata Zayn panik.

"Enggak usah mas, mungkin Rissa cuma masuk angin." kata Larissa.

"Enggak. Kita ke rumah sakit sekarang."

"Penyakit itu nggak boleh di sepelehin." sambungnya  menarik tangan Larissa keluar dan membawanya menuju rumah sakit.

Larissa tersenyum sekilas, hatinya bahagia melihat kepeduliaan Zayn kepadanya.

-----

"Gimana keadaan istri saya, dok?" tanya Zayn pada dokter.

Dokter perempuan itu tersenyum, "Selamat pak, istri anda hamil."

Zayn terkejut hingga membeku di tempat.

"Saya hamil dok?" tanya Larissa dengan mata berbinar.

"Iya bu, kandungannya sudah berumur 3 minggu."

"Dijaga kandungannya ya bu, ayahnya juga harus ekstra jaga bumil dan bayinya. Saya permisi." kata dokter itu lalu meninggalkan ruangan.

"Terimakasih dok." kata Larissa, dokter itu mengangguk.

"Alhamdulilah.." Zayn bersuara, menggenggam tangan Larissa di sebelahnya.

Larissa tidak berhenti mengucap syukur dalam hati. Kini, ada nyawa yang bersemayam di rahimnya,Ia sangat bahagia akan menjadi seorang ibu.

"Ayuk pulang." ajak Zayn merangkul pinggul Larissa.

Sepanjang perjalanan, Zayn tidak berhenti tersenyum. Larissa yang melihat itu merasa heran dan menyenderkan kepalanya di lengan Zayn.

"Aku bahagia. dan ingat kalau kamu ingin sesuatu langsung bilang pada ku." ucap Zayn lebih seperti perintah.

Seulas senyum mengembang di sudut bibir Larissa.

"Jangan diam saja Ris, aku mengajakmu bicara."

"Jangan pernah berhenti mencintaiku meski aku belum mencintaimu, aku janji akan belajar kalau perlu aku akan ikut bimbingan les." kata-kata Zayn membuat Larissa tertawa lalu mengangkat kepalanya dari lengan Zayn.

"Ana uhibbuka fillah." ucap Larissa tanpa sadar ia mengeluarkan kata-kata yang tertahan di hatinya sejak dulu.

"Aku mencintaimu karena Allah." Zayn mencoba mengartikan bahasa arab yang Larissa katakan.

------

"Kamu pakai malam ini ya." Zayn memberikan piyama berwarna navy dan bergambar bulan.

"Sama kaya punya mas?" tanya Larissa saat melihat piyama Zayn sama dengan piyamanya.

"Iya, kan kembar."

Larissa menatap heran dengan sikap Zayn malam ini.

"Kemarin, aku lewat toko yang ada di belakang kantor. Aku lihat beberapa piyama dan baju couple. Karena kepingin aku beli baju sama piyama ini."

"Bajunya ada di lemari, udah aku simpan." sambung Zayn, memperjelas.

Larissa membentuk mulutnya bulat pengganti kata 'ohh'
"Makasih ya mas."

"Yang hamil kamu, kok yang ngidam aku ya?"

Larissa terkekeh, "kebanyakan orang sih memang begitu mas, istri yang hamil tapi yang ngidam suaminya."

"Oh gitu." kata Zayn, mengerti.

"Yaudah, ganti bajumu Ris." perintah Zayn.

Larissa mengangguk patuh, lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.
Setelah keluar dari kamar mandi, Larissa sedikit malu untuk berjalan ke ranjang.

Karena piyama yang ia kenakan sedikit kebesaran di tubuhnya.

"Piyamanya kebesaran ya? tubuh kamu sampai tenggelam gitu." tanya Zayn tertawa renyah.

"Benar mas?"

"Iya, tapi nggak pa-pa kamu masih terlihat cantik malam ini."

Zayn berhasil membuat Larissa tersipu, hingga pipinya merah merona.

"Kamu pakai blush on Ris? Sampai merah begitu pipinya," tegur Zayn menggoda Larissa.

"Ihh mas." kata Larissa menghentikan Zayn menggodanya.

Zayn mengecup kening Larissa cukup lama, membuat Larissa terpaku.

"Malam." ucap Zayn.

Larissa tidak menjawab, ia larut dalam rasa bahagia.

Ya Allah, terimakasih atas amanah yang engkau percayakan padaku, semoga aku selalu bisa menjaga amanahmu. Doa Larissa sambil mengelus perutnya yang masih rata.

-----


Tbc

Jakarta, 18 maret 2018

Makasih yang udah voment!
Semoga gak bosan ya.

See ya😘

Kekasih Surga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang