(12) penyejuk hati

36.4K 1.8K 30
                                    

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya; “Wanita yang bagaimana yang paling baik?” Beliau menjawab: “Jika dipandang (suami) ia menyenangkan, jika diperintah ia taat, dan ia tidak menyelisihi suaminya dalam perkara-perkara yang dibencinya, baik dalam diri maupun harta” (HR. Ahmad)

(Ini gambar cuma sebagai contoh wajah yang teduh dan sejuk di pandang ya, bukan visual👌)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini gambar cuma sebagai contoh wajah yang teduh dan sejuk di pandang ya, bukan visual👌)

-----

Zayn POV

"Baiklah, rapat kali ini cukup sampai disini." 

"Saya minta ketelitian kalian dalam bekerja, agar tidak ada lagi kesalahan yang terjadi." ucapku mengakhiri meeting dan beranjak meninggalkan ruangan.

Aku memijit kening yang terasa pusing. Perusahaanku sedang ada masalah meski bukan masalah besar namun aku harus segera menyelesaikannya demi keutuhan perusahaanku.

Keadaan kantor yang dipenuhi suara keras, berisik. Membuat ku tidak bisa berfikir jernih, aku berjalan gontai menuju ruanganku.

"Zayn lebih baik lu pulang. Biar rapat sama PT.Exel, gue yang handle." ucap Juno yang menopang lengan ku.

Aku menoleh, "bener, lu bisa sendiri?"

"Wah ngecilin nih anak, wakil direktur masa kaga bisa mimpin rapat"

"Yaaaa, nanti gue minta bantuan asti buat bantu ngomong." sambung Juno menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Aku tertawa renyah, "oke thanks bro." menepuk pundak Juno.

"Sip. Jaga kesehatan bos Qu" Juno mengedipkan sebelah matanya dan menyengir seperti kuda.

Aku meninju lengan Juno lalu berjalan menuju parkiran untuk pulang ke rumah.

------


Sesampainya di rumah, Larissa menyambutku dengan ramah.

"Mas, ini tehnya." Larissa memberiku teh hangat, untuk menjernihkan fikiran.

"Mas lagi ada masalah ya?" tanyanya sambil memijit pundakku.

Aku mengangguk, merasakan kenyamanan dengan pijitan Larissa.

"Mas harus lebih sabar, jalani saja lika liku permasalahannya. Ingat mas hidup tanpa masalah itu mustahil, kita kembalikan saja semua yang kita hadapi pada Allah. Ia tempat mengadu yang paling baik." kata Larissa lembut hingga membuatku dapat tenang.

Larissa duduk di hadapanku, menggenggam erat tanganku. Menatap ku dengan mata yang berbinar, menampilkan wajah yang amat teduh bila dipandang.

Kekasih Surga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang