(2) Zayn Ali Admojo

38.5K 2.5K 37
                                    

"Assalamualaikum."

"Pa,ma maaf Zayn pulang telat soalnya tadi banyak berkas yang harus ditanda tanganin." ucap Zayn menyalami punggung tangan kedua orang tuanya.

"Iya gapapa, sini duduk sebentar Zayn." ajak Runi, mamanya untuk duduk disebelahnya.

Zayn kemudian duduk  di samping Runi.

"Ada apa mah?"

Runi tersenyum lalu memandang lekat Zayn,anak lelakinya dan mengusap lengan Zayn.

"Papa dan mama berniat untuk menjodohkan kamu Zayn."

"Iya Zayn, dengan seorang gadis anak teman papa." Sahut Ryan, papa nya.

Zayn terdiam, memandang lurus kedepan, mencerna setiap kata yang keluar dari bibir kedua orang tuanya, niat mereka menjodohkan Zayn.

"Tapi mah, Zayn sedang menunggu seorang wanita." ucap Zayn pelan, karena ia menyukai seorang wanita yang bertemu dengannya di kajian tauhid tahun lalu.

Setelah diam cukup lama, Ryan memanggil nama Zayn sampai 3 kali dan membuat Zayn membuyarkan lamunannya.

"Iya pa?"

"Zayn, umur mu sudah 27 tahun sudah cukup untuk membina mahligai rumah tangga." kata Ryan.

Zayn menghela nafas, memandang kedua bola mata Ryan, terbayang kembali wajah wanita yang ia tunggu 1 tahun yang lalu sampai saat ini.

"Keputusan ada di tanganmu nak, kami nggak berhak memutuskannya, kalau Zayn tidak mau Zayn boleh menolaknya."

"Tapi ketahuilah nak, kalau seseorang yang kamu tunggu tidak Allah pertemukan kembali dengan mu, mungkin dia bukan jodohmu." ucap Runi dengan nada lembut dengan memandang bola mata berwarna hazel milik Zayn.

Zayn kembali terdiam, ia takut tidak bisa menerima gadis yang dijodohkan kedua orang tuanya, ia takut tidak bisa menjadi imam yang baik untuk gadis itu.

Karena hatinya, mungkin sudah hampir terikat dengan gadis yang sedang ia tunggu, salah memang, mecintai yang bukan muhrimnya.

Zayn membuka suara, "Bagaimana gadis yang mau papa dan mama jodohkan untuk ku?"

Ryan dan Runi tersenyum, "Namanya Larissa Praharja, ia anak dari sahabat papa yang bernama Haris dan istrinya Gia. Ia gadis yang sholehah, ia penghafal Qur'an, dan sebenarnya kami telah menjodohkan mu dengannya sejak kecil agar mempererat tali silaturahim dan agar mempererat tali kekeluargaan."

Karena bakti Zayn terhadap kedua orang tuanya, Zayn pun akhirnya menerima perjodohan ini.

Zayn kembali menatap mata kedua orang tua yang melahirkan dan menjaganya.
"Baiklah, Zayn merima perjodohan ini."

Ryan dan Runi tersenyum dan Runi mengelus pundak Zayn pelan, "kalau kamu belum yakin, istikhoroh lah Zayn, kami menunggu keputusan mu."

"InsyaAllah Zayn yakin dengan keputusan Zayn, Zayn terima perjodohan ini." Kata Zayn disertai senyum tipis.

"Alhamdulilah, kalau kamu sudah yakin, besok kita datang kerumah Haris untuk mengkhitbah putrinya." ujar Ryan mantap.

Runi tersenyum kembali dan mengelus lengan Zayn, "Alhamdulilah kalau ini keputusan Zayn, mama doakan yang terbaik."

Zayn mengangguk dan pamit untuk pergi ke kamarnya, dia terus berfikir tentang keputusannya tadi.

Ya Allah maafkan aku, aku menerima perjodohan ini semata hanya karena  papa dan mama terlihat bahagia jika aku menerimanya.  -batin Zayn

Kekasih Surga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang