(18) Cerita masa lalu [2]

28.7K 1.6K 53
                                    

Author

Tepat setelah shalat magrib,Zayn duduk di balkon untuk sekedar bersantai menikmati suasana malam hari. Larissa datang dengan membawa dua gelas berisikan coklat panas.

"Coklat panas?" tanya Zayn saat Larissa menawarkan. 

"Iya mas" Larissa duduk bersebelahan dengan Zayn.

Mereka memandang langit yang dipenuhi bintang-bintang. Dengan sesekali Zayn menciumi puncak kepala Larissa.

"Kamu tahu Ris? aku benci kegelapan." Ucap Zayn.

"Kenapa mas?"

"Aku benci kegelapan karena di sana aku nggak bisa lihat kamu yang terang seperti rembulan." Jawab Zayn mencium hidung mancung milik Larissa.

Larissa terkejut dan pipinya langsung tersipu hingga berwarna merah merona, "mas bikin kaget" katanya.

"Kamu lucu sih Ris." Ujar Zayn menggoda Larissa.

"Aku kan bukan badut mas, kok lucu sih?"

Zayn terkekeh geli, "Memangnya harus badut doang yang lucu?"

Larissa diam tidak bergeming, tiba-tiba Zayn menggendong tubuh Larissa membawanya masuk ke kamar.

"Jangan berkomentar, Rissa" kata Zayn membuat Larissa tidak jadi bersuara.

Larissa tersenyum tulus, dan mengalungkan tangannya ke leher Zayn.

------

Setelah tadi pagi Larissa mendapat kabar dari Humaira tentang kepulangannya ke Indonesia.
Siang ini Larissa membuat janji dengan Humaira untuk melepas rindu mereka.

Berkali-kali ia menahan rasa bahagia mendengar kabar bahwa Humaira telah sampai di Indonesia.
Dering ponsel terdengar nyaring di dalam sligbag Larissa, ia merogoh dan membuka ponselnya.

Line !

Humaira : Ris, aku udah sampai di cafe tempat biasa kita dulu.

Larissa mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Larissa : iya ra, aku sedang di jalan.

Larissa memasukan kembali ponselnya ke dalam sligbag lalu menatap keluar jendela.
Larissa pergi memakai mobil yang dikendarai supir pribadinya, Zayn tidak dapat mengantarnya lantaran meeting mendadak.
Meski di tengah kesibukannya, Zayn masih tetap kekeh meminta agar ia yang menjemput Larissa sepulang hangout.
Larissa pun menyetujui keputusan Zayn.

"Non, kita sudah sampai." ucap pak Budi membuyarkan lamunan Larissa.

"Iya pak, Alhamdulilah"

"Saya langsung pulang ya non." Jeda.
Larissa mengangguk. "Assalamualaikum," pamit pak Budi dan dibalas salam kembali oleh Larissa.

Larissa melangkah masuk ke dalam cafe, ia melihat Humaira yang terduduk sambil memainkan ponselnya.

"Assalamualaikum" salam Larissa memecahkan keheningan.

Humaira tersenyum girang lalu berdiri menyambut Larissa, "walaikumsalam" jawabnya.

"Aku kangen sekali sama kamu Ris" kata Humaira memeluk erat tubuh Larissa.

Larissa membalas pelukannya, "aku juga kangen,Ra"

Mereka melepaskan pelukannya dan duduk di kursi, bertanya-tanya kabar serta bernostalgia di masa lalu.

"Ris, aku minta maaf nggak bisa datang di saat pernikahanmu," kata Humaira melihat cincin berwarna putih yang melingkar di jari tengah tangan kanan Larissa.

Kekasih Surga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang