(11) Sensitif

37.5K 1.9K 11
                                    

Larissa POV

Pukul 03.00 pagi aku bangun dari tidur untuk melaksanakan shalat sepertiga malam. Sesaat aku ingin bangun aku merasakan sentuhan di perutku. Aku melihat ke arah perutku tangan mas Zayn melingkar di sana.

"Mas, Rissa ingin wudlu." ucapku berusaha menyingkirkan tangan Mas Zayn.

Mas Zayn mengerjapkan matanya, perlahan ia melihat ke arahku. Dengan cepat ia menarik tangannya dari perutku.

"Maaf, perut mu sakit?" tanya mas Zayn panik.

Aku menggeleng, "nggak kok mas."

"Syukurlah."

Aku beranjak pergi ke kamar mandi untuk berwudlu, sedetik kemudian mas Zayn mengikutiku.

"Kita shalat bersama." katanya saat aku menoleh ke belakang.

Aku mengangguk dan tersenyum.

Alhamdulilah. -batin Larissa.

-----

Pagi ini tidak hanya cuaca yang cerah, wajah Zayn yang terlihat cerah disertai senyuman yang menghiasi wajahnya saat turun dari tangga.

"Kamu jadi buat gulai kambing? kalau kamu kecapean, sebaiknya nggak usah." kata Zayn yang duduk di meja makan.

"Nggak kok mas, setelah mas Zayn berangkat aku buat gulainya."

"Aku antar ke kantor mas,boleh?" sambungnya.

"Enggak. Kalau kamu kecapekkan bagaimana?"

"kali ini saja ya mas?aku janji enggak sampai kecapekan." bujuknya.

Mata Zayn beralih menatapnya,
"Enggak Rissa."

Larissa menghembuskan nafas, menundukkan kepalanya lalu diam. seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

Zayn yang melihat raut wajah sedih istrinya itu langsung merasa bersalah. Pasalnya ia tahu tidak biasanya Larissa bersikap seolah seperti marah.

"Oke, kamu boleh antar makan siang untukku." ucap Zayn memperbolehkan.

Larissa mendongakkan wajahnya lalu tersenyum lebar seraya senang mendapat izin dari Zayn.

"Enggak boleh pakai taxi, ada pak Budi yang nanti antar kamu." ujar Zayn.

"Iya mas." jawab Larissa bersemangat.

-----

Sesuai dengan rencananya, kini Larissa telah sampai di depan kantor Zayn dengan membawa kotak bekal yang akan ia berikan untuk Zayn.

"Permisi, ruangan--"

Receptionist itu memotong kalimat Larissa, "ruangan pak Zayn? ibu Larissa ya?"

Larissa mengangguk, "iya."

"Mari bu saya antarkan ke ruangan pak Zayn." ajak receptionist pada Larissa.

Setelah sampai di lantai 3 ruangan Zayn, entah mengapa perasaan Larissa berubah menjadi tidak enak.

"Bu saya pamit turun ke bawah dulu ya." ucap receptionist itu pamit meninggalkan Larissa di depan ruangan Zayn.

Kekasih Surga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang