YOU AND I
"I choose you over everyone."
ㅡ Rainbow Rowell, Fangirl.
🎹🎹
Larik-larik mentari yang jatuh di kota ini, seolah menggambarkan betapa besar perbedaan antara bumi dan perasaan Liuna. Setelah menjejakkan kakinya di gerbang sekolah, rasa takut Liuna bertambah. Kedua tangannya sudah meremat tali tas sendiri.
Realita pagi ini terlalu menakutkan, memiliki hubungan tanpa status dengan Altan.
Liuna berpikir, hubungan ini tidak akan berjalan sebagaimana yang Zia inginkan. Hubungan ini pasti hambarㅡbukan, jangan salah paham, ya, sebuah hubungan seharusnya dibangun dengan rasa yang saling menguatkan.
Lagipula ini hanya permainan.
Liuna menghela napas, mulai mengumpulkan keberaniannya. Ia pun lanjut melangkat tanpa banyak pikir lagi.
Selang beberapa detik, perasaan aneh merangkul Liuna, seolah ada yang mengikutinya. Lantas, ia menoleh ke belakang, tapi tidak mendapatkan sesuatu yang aneh. Hanya beberapa murid yang duduk dan bersandar di dinding.
Satu, dua langkah, entah strategi apa yang Liuna buat, ia langsung berbalik ke belakang karena benar-benar ada yang mengikutinya. Benar sekali, orang itu tertangkap basah.
Liuna mengerutkan kening, "Ka...kamu ngikutin aku?"
Orang itu Altan, tersenyum lebar pada Liuna. Dan orang yang menjadi korban tempat persembunyiannya pergi dengan rasa kesal.
"Kenapa ngikutin aku?" Liuna merasa agak takut, sekarang.
Altan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Gue, kan, itu lo, jadi gue ikutin buat ngejaga lo."
Liuna menghela napasnya yang sudah tidak terkontrol, tapi keberanian yang ia rangkai bisa digunakan sekarang, "Aku sudah gak takut ke kamu, juga aku gak suka ke kamu, jadi soal hubungan ini ... kita jalani aja, tapi gak perlu seperti ini."
Altan terdiam, membalas tatapan lembut itu yang masih penuh ketakutan. Altan tahu, Liuna berbicara omong kosong.
"Ooh, gitu, gimana kalau gue agak mendekat?"
Seketika Liuna membulatkan mata saat Altan mulai maju melangkah, tungkai-tungkainya seolah terjerat oleh rantai.
"Gue punya empat langkah lagi buat ke lo, yakin lo gak takut?"
Liuna tidak mengerti ini, ia semakin tidak suka Altan. "Ma...maksud kamu apa?"
"Katanya lo gak takut? Gue cuma ngetes doang."
"Aku ... aku memang gak takut!" lalu Liuna sudah tidak waras lagi, ia melangkah dengan rasa percaya diri pada Altan. Sampai jarak mereka tersisa satu langkah lagi.
Liuna masih menunduk, sebenarnya tubuhnya gemetaran. Tapi dengan berani, Liuna mendongak untuk menatap iris mata Altan.
"Lihatkan! Aku gak takut!" segera setelah itu, Liuna beranjak pergi dari hadapan Altan, dengan langkah yang penuh rasa takut.
Spontan, Liuna bersandar pada dinding, mencoba mengontrol napasnya yang tidak teratur. Meski lumayan menyeramkan, Liuna senang bisa mengatasi rasa takutnya. Ini seperti... ia tidak butuh Altan untuk sembuh. Mungkin.
ㅇㅇㅇ
Di dalam kelas, Altan menyilang kedua tangannya di dada. Keningnya berkerut, tanda dia masih sibuk dengan pikirannya. Buku tulis yang tidak berdosa harus menjadi tawanan tatapan tajam Altan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altan Phobia
Teen Fiction[SEGERA DIREVISI] Liuna Bellarisa, seorang gadis yang belum bisa memaafkan lelaki bermata biru itu. Rasa sakit yang menjelma menjadi monster telah merenggut kebebasan dari hidupnya. Membuatnya fobia pada laki-laki; androphobia. Altan Z. Athafariz, s...