23. "Kamu menghindar dari aku?"

4.9K 492 5
                                    

❤pdptwjy_, utarakrst dan 310 lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pdptwjy_, utarakrst dan 310 lainnya.
Lestariwandapt Missing the place
Lihat semua 11 komentar
Hanssyahidn go, rencanakan

°°°°°

Untuk ketiga kalinya Wanda menghubungi Dipta sepanjang hari ini. Hasilnya masih sama seperti panggilannya yang lalu. Tidak diangkat.
"Angkat kek," gerutunya. Seminggu telah berlalu sejak amukan bundanya mengusir Dipta dari rumah. Selama seminggu ini Wanda sama sekali belum ketemu lagi sama Dipta. Bundanya benar-benar berniat mengurung Wanda di rumah. Tepatnya lima hari ini bundanya bahkan meluangkan waktu buat sekedar antar jemput Wanda dari rumah ke kantor. Padahal bundanya adalah orang yang paling anti buat antar jemput Wanda kalau Wanda nggak bener-bener sakit.

Baru hari sabtu ini Wanda diizinkan keluar rumah sendirian. Dengan catatan bukan pergi dengan Dipta. Mungkin amarah bundanya mulai mereda.

Awalnya tadi memang Wanda berniat bertemu dengan Dipta secara diam-diam ya. Tapi sialnya, nomor Dipta sama sekali tidak bisa dihubungi. Jadilah ada di sini Wanda, di kafe tempat Cantika kerja dia menunggu kedatangan Tata.

Cantika baru saja masuk lagi ke dalam setelah sepuluh menit menemani Wanda ngobrol. Dari obrolannya dengan Cantika, Wanda tahu kalau Cantika sebentar lagi bakal resign dari kafe dan bersiap untuk jadi managernya Dipta.

"Hai, sist. Maaf ya lama."

Wanda menyerah buat mencoba menghubungi Dipta saat Tata datang. "Udah biasa sih kalo lo telat."

"Maaf, Wan. Mas!" Tata menjawab lalu memanggil seorang pelayan kafe. Setelah menyebutkan pesanannya, Tata menaruh paper bag berwarna hitam ke atas meja.

"Apaan nih?" tanya Wanda meraih paper bag tersebut lalu mengambil isinya. "Wih scarf," katanya.

Tata tersenyum Senang melihat wajah antusias Wanda. "Asli itu dari Jepang," ucap Tata.

Wanda memasukkan kembali scarf-nya ke dalam tas dan menaruh paper bag di kursi sebelahnya yang kosong bersama dengan tas selempangnya. "Makasih ya." Yang dibalas anggukan dan acungan jempol dari Tata. Melirik pada ponselnya yang tergeletak di atas meja. Batin bertanya, kenapa Dipta nggak telepon gue balik ya?

"Woy, Wan?" Tata menjentikkan jarinya di depan wajah Wanda.

Sambil terperanjat Wanda mengiyakan.

"Ye, diajak ngomong juga."

"Iya kenapa?" tanya Wanda.

"Bilang kek, 'maaf, Ta,nggak konsen', malah nyolot," jeda sebentar, "Gimana lo sama Dipta?"

Mendengar pertanyaan Tata mendadak Wanda jadi lesu. Keinget sama kelakuan aneh Dipta dua hari terakhir yang susah dihubungi. "Ya gitu, Ta. Habis kena amuk sama Bunda."

Money (VERSI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang