27. "Kalau dia beneran dateng, Bunda suruh anak itu pulang."

5K 492 4
                                    

❤Hanssyahidn, Bagas1259 dan 945 lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanssyahidn, Bagas1259 dan 945 lainnya.
Aidanardian Bukan moto idup gue kok
Lihat semua 6 komentar
Kartikaput Geje😒

°°°°°

"Wan, udah siap belum?" Teriakan bundanya menggelegar di seluruh penjuru rumah. Wanda sampai tergopoh-gopoh menuruni tangga. Hari ini adalah akad nikah sekaligus resepsi nikah Raihan di salah satu hotel bintang lima di Jakarta.

Wanda nggak tahu kalau dia bakal bangun kesiangan seperti ini. Padahal tadi pagi dia sudah pasang alarm jam enam. Tapi, tetap saja matanya baru bener-bener seger pas jam sembilanan. Padahal undangan jam 10.30, dan Wanda sama sekali belum siap-siap. Karena kemarin Wanda baru tiba di rumah jam 23.00 malem. Setelah pulang dari rumah bapaknya Dipta, laki-laki itu mengajak Wanda menonton acara musik di salah satu mal lebih dulu.

"Kok ada Aidan, Bun?" tanya Wanda ketika melihat Aidan juga sedang berkumpul dengan ayah dan bundanya.

"Dia partner kamu hari ini. Bunda yang suruh dia."

"Tap ... tapi..., aku," ujar Wanda ragu.

"Kenapa? Kamu udah ngundang Dipta juga?" tanya bundanya sarkas.

Wanda nggak menjawab, dan hal itu tentu sudah disimpulkan sendiri oleh bundanya. "Kalau anak itu beneran dateng, Bunda suruh anak itu pulang," ucap bundanya tanpa tedeng aling.

Ayahnya mengusap bahu istrinya. "Sabar, Bun, nggak boleh gitu. Dipta juga anak orang lho, nggak boleh digituin."

Btari baru mau membuka mulutnya, tapi lebih dulu terinterupsi dengan bunyi bel rumah. Dan Wanda sudah bisa menebak siapa pemencet bel itu. Pasti Dipta. Baru saja Wanda berniat membukakan pintu, ternyata kegesitan bundanya melebihi kegesitan Wanda. Bundanya bahkan sudah berjalan cepat di depannya. Wanda menggigit bibir, pasti bakal ada perang lagi.

"Ngapain kamu di sini?" Suara bundanya lagi-lagi menggelegar dengan oktaf super tinggi.

Suara jawaban Dipta nggak kedengeran sampai dalam rumah. Wanda, Aidan dan ayahnya pun bergegas menyusul bundanya. Baru Wanda mau melerai tapi Aidan menahan tangannya. Tanpa suara Wanda menanyakan kenapa, dan Aidan menggelengkan kepalanya melarang Wanda melerai.

Pada akhirnya, ayahnya yang berdiri di samping bunda Wanda. "Bun, malu kalo kedengeran tetangga."

"Kamu nggak malu dateng tanpa undangan?" Bundanya masih mencecer Dipta dengan pertanyaan super sadis.

"Wanda yang minta saya nemenin dia kondangan, Tante."

"Nggak usah. Wanda udah ada partner."

Wanda menatap Dipta yang juga tengah melirik kepada dirinya dan Aidan yang ada di sampingnya. Akhirnya Dipta yang memilih mengalah, dia berpamitan pulang. Bersalaman sama ayahnya tapi begitu mau ngelakuin hal yang sama kepada bundanya, bunda Wanda malah menyembunyikan tangan di belakang badannya. Dipta menurunkan tangannya kecewa, lalu berbalik dan berjalan keluar ke mobil Bang Rafif yang masih dipinjamnya.

Money (VERSI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang