35. "Jadi gimana Om? Tante?"

6.1K 543 3
                                    

❤Pdptwjy_, utarakrst dan 102 lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤Pdptwjy_, utarakrst dan 102 lainnya.
Lestariwandapt Being sporty everyday
Lihat semua 12 komentar
Aidanardian Wanda rajin olahraga biar kebayanya muat ya?
Susan9990 Program diet @aidanardian dalam rangka mau nikah

°°°°°

"Jadi kapan nikah nih, Wan?" Entah udah berapa kali dalam sehari Wanda denger pertanyaan laknat dari mulut Bagas itu. Dalam sehari, sampai sekarang jam kantor menunjukkan pukul 14.38, mungkin sudah ke lima kalinya Bagas melontarkan pertanyaan itu.

Wanda tetep fokus dengan pekerjaannya, nggak memedulikan pertanyaan Bagas yang seharian ini nempel terus sama Wanda. "Lima tahun lagi," jawab Wanda asal.

"Buset. Lama amat, keburu tua entar lo."

Wanda memelototkan matanya pada Bagas. "Gue udah tua, Gas. Lagian lo kepo banget sih jadi orang."

"Ya sebagai teman yang baik kan, gue nunggu kabar baiknya juga," jawab Bagas sok diplomatis.

Wanda menggetok kepala Bagas dengan bolpoin hitamnya. "Ya udah tinggal nunggu sambil duduk manis aja."

Dicecar pertanyaan seperti itu sama Bagas, Wanda jadi galau. Kalau boleh jujur, Wanda memang udah ngebet banget nikah. Sebelum ketemu sama Dipta malah ngebetnya. Tapi ya gimana, meski Wanda sudah dibawa ke orangtuanya Dipta kan itu cuma untuk di kenalin doang. Wanda tahu, Dipta memang memiliki niat buat ke sana. Tapi sampai sekarang pun, Dipta belum melamar Wanda.

Bukannya Wanda nggak konsekuen sama pernyataan dia dulu ke Dipta. Wanda yang janji akan menunggu Dipta. Wanda memang benar-benar akan menunggu Dipta. Perjalannannya sampai ke sini bukanlah hal yang mudah untuk dilepaskan begitu aja. Wanda harus berusaha meluluhkan hatinya Kak Anggun, Wanda yang bahkan menjadi penyebab renggangnya hubungan kakak beradik itu. Apalagi Dipta, dia sudah dihina habis-habisan sama bundanya. Buat melepaskan semuanya tentu akan terasa sayang.

Tapi, pertanyaan-pertanyaan yang sejenis dengan pertanyaan Bagas tadi sedikit banyak memang membuat Wanda gelisah. Wanda kepengin nikah. Tapi, buat meminta Dipta menyegerakan pernikahan mereka juga nggak mungkin. Dipta masih sibuk merajut karirnya. Wanda nggak mau menjadi penyebab menurunnya karir yang baru Dipta bangun.

"Mbak Wan, dipanggil ke ruangannya Pak Dan," ujar salah satu anak magang di kantornya.

"Oke, makasih."

Wanda membereskan meja kerjanya. Membawa laptop dan beberapa berkas penting yang akan sekalian dia laporkan ke Pak Daniel.

"Ke mana, Wan?" tanya Bagas saat Wanda berdiri.

"Ke pelaminan."

Bagas mencibir. "Yelah, pelaminannya pindah ke ruangan atasan ya."

Wanda menjulurkan lidahnya kepada Bagas lalu bergegas menuju ke ruangan Pak Daniel. Wanda mengetuk pintu kaca yang ditutupi gorden dari dalam.

Money (VERSI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang