21. Jadi Berapa Penghasilan Perbulannya?

4.7K 500 18
                                    


Dipta: Jam sebelas aku ke rumahmu. Sesuai permintaan kamu.

Wanda terpaku membaca pesan dari Dipta. Dipta nggak main-main karena dia benar-benar bakal datang ke rumahnya. Bilang sama bundanya soal hubungannya sama Wanda.

Wanda: Wanda share location

Setelah mengirimkan alamat rumahnya kepada Dipta, Wanda bergegas turun untuk mengabari bundanya kalau Dipta benar-benar akan datang ke rumah. Seperti biasa, bundanya sedang duduk di sofa ruang tengah sambil memangku majalah fashion. "Bunda nggak ke butik?"

Btari menatap anak semata wayangnya. "Nggak sebelum pacar kamu itu ke sini."

Wanda memilih menganggukkan kepalanya. Sejak dua hari lalu, bundanya memang sedikit judes kalau lagi mengobrol sama Wanda. Wanda sih memilih untuk nggak ambil pusing. Bunda pasti kesal dengan Wanda karena Wanda pacaran dengan laki-laku di luar ekspektasinya. Sambil berlalu ke dapur, Wanda berucap, "Oh gitu. Bunda tenang aja, jam sebelas nanti Dipta ke sini kok."

"Oh, jadi berani juga dia ke sini?" Bundanya menantang.

"Ya jadilah. Dia kan serius sama Wanda." Wanda sudah memutuskan kalau dia harus mengesampingkan egonya kali ini. Dia akan membantu Dipta untuk urusan ini. "Nanti Bunda jangan kaget ya kalo ketemu Dipta. Jangan terpesona juga, jangan ngakak juga kalo liat tingkahnya. Bunda harus tetep pasang muka garang kan sama Dipta?" Wanda tahu, bundanya bisa saja naik pitam karena ucapan Wanda kali ini. Tapi, Wanda memang harus melakukan ini. Cukup saat dengan Bimo saja Wanda diam. Kalau untuk yang kali ini, untuk Dipta, Wanda benar-benar harus berjuang bersama. Karena Wanda sadar, hubungan ini bukan hanya milik Wanda atau milik Dipta sendiri. Tapi milik mereka berdua. Dan bersama, Wanda akan berjuang mendampingi Dipta untuk mendapatkan restu bundanya.

***

Oke, bisakah kalian kasih suplai percaya diri yang lebih buat Dipta. Kasihanilah Dipta sekarang ini. Tingkat kepercayaan dirinya yang biasanya di atas awang-awang mendadak turun 75% begitu dia sampai di depan rumah bergerbang hitam dengan rumah yang megah, lebih megah dari rumah ayah tirinya yang bisa dibilang gedongan, lalu bagaimana dengan rumah Wanda yang ada di depannya ini. Istana? Oke, Dipta bercanda. Dia jelas-jelas sudah melantur sejak dua hari lalu saat Wanda mengabari kalau Dipta harus bertandang ke kandang singa.

Dipta pernah bertemu dengan orangtua Wanda sebelumnya. Berbulan-bulan lalu saat dia diminta Wanda mengisi acara ulang tahun adik sepupunya. Saat dia hanyalah nothing buat Wanda. Di luar semua cerita Wanda tentang kegarangan bundanya saat menghadapai laki-laki yang menginginkan hubungan lebih dengan Wanda, Tante Btari, bundanya Wanda jelaslah orang yang sangat ramah.

Meski dengan penampilan yang sedikit membuat Dipta mengerutkan keningnya. Yakin ini emaknya Wanda? Bukan kakaknya? Bukan karena Tante Btari terlihat awet muda, jelas enggak. Saat itu Dipta bahkan sudah bisa menangkap beberapa kerutan di sekitar mata dan keningnya. Tapi, penampilan Tante Btari-lah yang bikin Dipta pusing. Waktu itu rambutnya diwarnai merah gelap, mungkin itu masih mendingan, tapi yang satu ini yang bikin Dipta pusing dan mual, jujur saja. Waktu Dipta menjabat tangan bundanya Wanda, nggak sengaja Dipta lihat ke arah kuku Tante Btari. Kuku jempol digambari buah nanas, telunjuknya jeruk, jari tengahnya jambu biji, nggak tahu lagi dengan jari manis dan kelingkingnya, bisa jadi digambar buah ceplukan.

"Mas."

Dipta menolehkan kepalanya begitu mendapati dirinya dipanggil dengan tepukan di pundaknya juga. Penampakan ibu gembul berdaster jumbo warna oranye busuk dengan motif bulat-bulat menyapa penglihatan Dipta. Udah gembul pake motif yang bulet-bulet. Mungkin Dipta bakal kena karma setelah ini karena sudah berdosa mengejek orang yang jelas lebih tua darinya.

Money (VERSI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang