20. Bunda Kepengin Ketemu Kamu

4.7K 498 7
                                    

❤Utarakrst, anggunwijaya dan 1834 lainnyaPdptwjy_ Thanks traktirannya @cantika_corneliaLihat semua 35 komentarUtarakrst lain kali ajak gue dong Dip😒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Utarakrst, anggunwijaya dan 1834 lainnya
Pdptwjy_ Thanks traktirannya @cantika_cornelia
Lihat semua 35 komentar
Utarakrst lain kali ajak gue dong Dip😒

°°°°°

"Wan, sini duduk di samping Bunda." Wanda baru saja turun dari kamarnya langsung menemukan bundanya duduk santai di sofa.

"Kenapa, Bun? Mau ditemenin belanja lagi? Ayo?" Wanda bersiap berdiri lagi untuk ganti baju. Tapi, Bunda keburu menahan tangannya.

"Enggak kok, Bunda nggak pengin belanja. Bunda cuma mau ngobrol sama kamu."

Wanda menurut, tapi sebelumnya minta izin dulu ke bundanya buat ngambil teh kotak di kulkas. Bangun tidur tenggorokan Wanda rasanya kering kerontang.

"Sayang."

Wanda merinding dengar panggilan bundanya. Bukan biasanya Bunda bersikap sebegini lembutnya. Biasanya kan bundanya ini garang banget. Suka teriak-teriak dan marah-marah nggak jelas.

"Tadi malam Bunda bicara sama ayahmu, sayang. Kamu kan udah mau 29 tahun. Bunda bilang kalau Bunda pengin cepet-cepet ketemu pacar kamu." Mendengar perkataan bundanya Wanda sontak tersedak teh yang sedang dia sedot.

"Wanda, kalau kamu denger Ayahmu suka ngomong, nggak apa belum tiga lima kok. Kamu harusnya sadar sayang, itu sentilan buat kamu. Ayahmu sesungguh-sungguhnya pengen banget ngerasain ada laki-laki yang minta izin sama dia buat nikahi anaknya. Ayahmu itu sebenernya bahkan lebih ngebet dari Bunda, sayang. Selama ini Bunda sama Ayah bebasin kamu, karena kami pikir kamu pasti bisa nyari jodoh yang klop sama kamu. Tapi, makin ke sini Bunda jadi makin khawatir kamu terlalu larut sama kerjaan kamu. Apa perlu Bunda sama Ayah cariin calon buat kamu?"

Jadi ini ujungnya? Sebenarnya Ayah yang kelihatan santai bahkan ternyata udah kepingin punya mantu. Wanda merasa tersentil. Kenapa ayahnya nggak bilang dari dulu saja? Malah belaga sok-sok nggak apa-apa kalo anaknya jomblo. Kalau begini kan Wanda jadi bimbang. Pikirannya terlempar kepada hubungannya dengan Dipta yang terbengkalai begitu saja.

"Kamu mau Bunda kenalin sama anaknya temen Bunda?" tanya bunda Wanda setelah beberapa saat hanya keheningan yang terjadi.

Mendengar tawaran bundanya, mendadak Wanda gelisah. Dia sudah punya pacar. Dipta itu pacarnya. Tapi hubungannya dengan Dipta sedang nggak baik sekarang. Bukankah nggak baik kalo mengenalkan Dipta ke bundanya saat situasi seperti ini. Lagi pula Diptanya juga belum tentu mau.

"Gimana? Mau?"

"Eh, Bun. Tap ... tapi, sebenernya Wanda...," ucap Wanda setengah tidak yakin. "Sebenernya Wanda udah punya pacar." Namun, pada akhirnya Wanda lebih memilih untuk berkata jujur. Daripada bohong lalu ujung-ujungnya semua malah hancur.

"Loh bagus dong kalo gitu. Suruh dia ke rumah. Kenalan sama Ayah sama Bunda." Wanda bisa melihat dengan jelas sejelasnya. Kenapa selama ini Wanda seolah buta. Belum pernah dia melihat mata bundanya berbinar seperti ini. Binarnya beda dibandingkan saat Bunda melihat tulisan 70% sale di department store. Yang sekarang lebih terlihat, hidup? Ceria? Entahlah, tapi Wanda tahu bundanya senang jika dilihat dari raut muka dan nada suaranya. Lalu, Wanda seolah tertampar mengingat status financial Dipta yang pastinya bakal jadi sandungan.

Money (VERSI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang