Scene 3

2.3K 129 0
                                    

=Aozora=

"Aaargh! Brengsek!" jerit Sara sambil menendang-nendang udara kosong.

Ia melarikan dirinya ke roof-top. Keadaan di sini cukup lenggang karena mayoritas orang-orang masih sibuk di kafetaria untuk memasukkan asupan makanan sebagai energi untuk melanjutkan pekerjaan.

Bicara tentang kafetaria, mood-nya yang memang sudah buruk menjadi semakin buruk saja. Ingatan saat makhluk bernama Aozora yang seenak jidatnya melupakan kejadian saat menabraknya dan bagaimana dia menghancurkan harga diri seorang wanita yang tak berdosa, membuat perutnya bertambah mulas.

"Dasar makhluk aneh!"

"Sayang sekali kalau suaramu harus dibuang-buang seperti itu."

"E-eh?" Sara celingukan mencari sumber suara.

Sampai matanya menemukan seorang pria dengan bola matanya berwarna cokelat tua. Kulitnya putih bersih. Pria itu berjalan dengan menenteng sebuah gitar. Lalu ia menduduki tempat yang masih tersisa di samping Sara.

"Boleh aku duduk di sini?" Padahal dia sudah duduk duluan sebelum meminta ijin. Pikir Sara masam. Ia pun mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Si ksatria bergitar kembali angkat suara. "Kau pegawai baru?"

"Em, ya."

Setelah menjawabnya, sebuah tangan langsung terulur ke arahnya. Sara segera menyambutnya.

"Katou Nohara. Floor Director."

"Sarah Stanham. Dari divisi program."

"Woow kau bule ya? Kau berasal dari mana?" Nohara terkagum-kagum seperti melihat sesosok alien.

"Um, Australia."

"Negerinya para gajah."

Mereka bertatapan sejenak dan sejurus kemudian pecah lah tawa keduanya.

"Selera humor-mu sangat payah Nohara-san." ujarnya tersengal-sengal.

"Tapi kau tertawa paling lantang."

Sara mengangkat sebelah alisnya. "Jangan bercanda Nohara-san. Lihat, kau tertawa sampai air matamu menetes."

"Tidak. Ini air mata kebahagiaan. Bahagia karena menemukan malaikat cantik di depan mataku."

Bibir Sara mencebik, "Apa kau sedang menggodaku?"

"Jika kau menganggapnya demikian, maka demikian maksudku."

Sara tak berani menjawab, ia bingung karena sikap Nohara yang begitu terang-terangan. Jadinya ia terdiam dan membiarkan semilir angin menerbangkan anak rambutnya yang keluar dari ikatan.

"Sepertinya mood-mu sedang buruk."

Sara melirik sekilas, "Kau itu peramal ya?"

Nohara tergelak mendengarnya. "Ha-ha, aku tidak berbakat di bidang itu. Hanya saja, wajahmu begitu mudah dibaca."

Sontak ia menutupi wajah dengan kedua tangannya. Benar apa kata mommy-nya, ia begitu mudah dibaca seperti buku yang terbuka.

"Mau aku nyanyikan sesuatu, siapa tahu mood-mu bisa membaik." tawar Nohara dengan binar harapan di matanya.

"Um Nohara-san..."

"Nohara saja." selanya cepat.

Sara melirik jam tangannya sebentar, "Sepertinya jam istirahatnya sudah habis."

Nohara juga melakukan hal yang sama. "Kau benar." Ia kemudian bangkit. "Mungkin lain kali?"

Sara memikirkannya sejenak. Sepertinya Nohara orang yang cukup bersahabat. "Hm, bagaimana kalau besok?"

Miss Flirting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang