Scene 17

967 60 3
                                    

=In Your Eyes=

"M-maaf?" Rumi mempertanyakan soal permintaan ajaib dari Aozora tadi.

"Tidakkah perkataan-ku cukup jelas?"

"Oh-um... S-sara..." Rumi memutar lehernya yang kaku ke arah Sara yang masih berdiri terbengong-bengong.

Matanya tak sengaja berpapasan dengan tatapan dingin dan tajam seperti elang yang mengawasi mangsanya yang dilayangkan oleh Aozora. Tubuhnya membeku dan matanya gemetar cemas ditatap setajam itu oleh Aozora.

"H-hei bos, kau sedang tidak sibuk yah. Aneh melihatmu jauh-jauh kesini." Nick yang merasa aura di dalam ruangan terasa dingin mencekam berusaha untuk mencairkannya. Ini bukan ruangan tempat uji nyali 'kan?

"Apa salah jika aku memantau kinerja karyawan-ku sendiri? Dan sepertinya kalian cukup banyak waktu senggang untuk sekedar berbagi gosip di siang hari yang cerah ini." timpalnya telak tanpa ampun dengan tatapan yang semakin mendingin, menusuk sampai tulang sumsum.

Anggota PD gelagapan dan buru-buru kembali pada posisi mereka masing-masing. Tak terkecuali Nick yang mendadak menjadi pasif dengan sikap ketus Aozora. Bosnya itu sedang tidak bisa dibantah. Kemudian pintu ruangan kembali terbuka menampilkan Murai dengan wajah lelahnya beserta beberapa map yang terlihat kontras warnanya dengan wajah suram Murai.

"Oh, Hiyoshi-sama. Anda di sini?" Murai membungkuk kecil tanda hormat mendapati atasannya berada di ruangan PD.

"Ada sedikit urusan."

Tanpa Murai tanya lebih jauh ia bisa memahami pandangan satu tujuan yang tetap dipertahankan atasannya itu. Dalam hatinya ia mengangguk paham dengan situasi canggung di ruangan ini.

"Sara-san, bisa kau membantuku?"

Sara kelimpungan mencari alasan untuk menolak permintaan Murai. Pasti ia akan menyuruhnya untuk menemui Aozora. Dengan gelisah ia melirik Nick yang hanya nyengir mendapati kegelisahannya, di sisi lain Sora malah mengolok-oloknya dengan wajah yang menyebalkan. Dasar duo hornet pengkhianat.

"Sara-san?"

"Umm... i-iya."

Tarik, hembuskan, tarik, hembuskan. Begitulah yang ia lakukan sebelum ia bergerak menghampiri kedua orang yang tengah mengawasinya.

Mata Aozora masih membidiknya tanpa ampun yang mana semakin membuatnya kikuk. Ketika Sara sudah berada di depannya, Aozora berkata singkat. "Tolong ikuti aku."

Kemudian Aozora melengos pergi membawa segudang pertanyaan. Semua anggota PD serempak menghembuskan nafasnya lega dan mengakhiri sandiwara pura-pura sibuk mereka. Murai mengisyaratkan dengan ujung matanya untuk mengikuti Aozora. Sara hanya bisa menelan ludahnya pasrah dan pergi mengikuti kemana malaikat maut itu membawanya.

Ternyata Aozora tengah berdiri membelakangi pintu masuk dan nampak sibuk berdiskusi dengan seseorang. Ia memilih untuk menunggu dengan gelisah sambil memilin jari-jemarinya resah. Lima menit menunggu, Aozora pun membalikan badannya membuat Sara terkejut karena gerakan tiba-tiba itu. Aozora menatapnya sekilas kemudian melangkah mengisyaratkan Sara untuk mengikutinya. Seperti anjing yang patuh mengikuti majikannya, ia mengekori Aozora pasrah.

Entah kenapa hari ini Aozora bersikap begitu dingin --memang biasanya begitu bukan? Apa karena pengakuan cintanya yang ditolak mentah-mentah hingga membuat ia uring-uringan sepanjang hari? Rasanya ia ingin memarahi orang-orang yang ada di sekitarnya bahkan dirinya sendiri. Bahkan ia bersikap ketus paa Akira karena terus merongrongnya atas berita heboh pertunangan sialan itu.

Aozora melirik ke belakang dan mendapati Sara berada tiga meter jaraknya di belakangnya, melangkah dengan ogah-ogahan dengan kepala yang terus ditundukkan dalam-dalam membuat ia berpikir seolah-olah sedang berjalan dengan Dobby --peri pelayan di seri Harry Potter--

Miss Flirting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang