Scene 18

975 66 6
                                    

=Aishiteru=

Seperti yang dijanjikan-nya, Aozora ternyata menunggu Sara tepat di depan pintu ruangan PD membuat beberapa pasang mata mengernyit heran. Lain halnya dengan anggota PD yang sudah menduga ada sesuatu yang lebih dan berkembang semakin besar diantara keduanya.

Sara yang sudah menduga hal ini memilih untuk berjalan dengan santainya berusaha untuk tak mengindahkan keberadaan Aozora yang menjulang tinggi itu. Ia tahu di belakangnya Aozora tengah membuntutinya namun ia tetap bersikap acuh tak terintimidasi. Tapi lama-lama kenapa punggungnya terasa terbakar? Seperti di soroti dengan laser. Panas dan menembus hingga ke pipinya yang berimbas berubah warna.

Berdiri menunggu lift terbuka, ia masih merasakan punggungnya yang terbakar. Ia gelisah dalam berdirinya dan berdoa agar pintu di depannya segera terbuka. Dan dentingan kecil itu mengalihkan perhatian-nya. Tapi sialan-nya lift dalam keadaan kosong. Bukannya jam pulang kerja seperti ini lift akan penuh sesak? Ah ini memang hari sialnya.

Aozora masuk lebih dulu, mungkin kesal karena Sara urung memasukinya. Sara menghela nafasnya berat, ia memang tidak bisa menghindarinya terus. Ia akan menyelesaikannya hari ini tanpa atau bersama Aozora ia akan menerima keputusan akhir.

Lift membawa mereka ke basement. Sara kembali mengekori Aozora seperti kambing mengikuti pengembala-nya. Ah tidak, lebih tepatnya Sara seperti kambing yang mengikuti serigala berbulu domba yang akan menerkamnya. Di depan mobil Aozora, Sara kembali meragu. Nampak ia tengah berusaha mengumpulkan keberaniannya.

"Masuklah. Aku tidak akan menculik-mu."

"Bisakah kita membicarakannya di sini saja? Aku ingin segera pulang."

"Maksudmu di sini? Di parkiran ini?"

"Iya. Kenapa tidak. Aku sudah menuruti permintaanmu, sekarang kenapa tidak kau turuti permintaanku?" tantangnya.

"Tidak di sini Sara." bujuknya berusaha meraih pergelangan tangan Sara. Namun dengan sigap Sara meliukkan tangannya hingga Aozora hanya menangkap udara kosong.

"Di sini atau tidak sama sekali." putusnya dengan keras kepala.

Aozora mengusap kasar wajahnya, "Setidaknya duduk di dalam mobil saja agar terlihat lebih manusiawi."

"Dan memudahkan-mu untuk menyeret-ku lagi ke tempat sesuai keinginanmu?"

Kemudian Aozora tiba-tiba melemparkan kunci mobilnya yang dengan sigap di tangkap oleh Sara.

"Masih berpikir aku akan menculik-mu?"

Sara menggerakkan matanya gelisah. Sepertinya Aozora memang benar-benar serius dengan ucapannya. Dan akhirnya ia memilih untuk memasuki mobil Aozora.

Jok kulit mahal itu terasa seperti kursi kesakitan yang digunakan oleh rumah sakit jiwa untuk menerapis pasien jaman dahulu. Ia tak nyaman dalam duduknya. Sementara Aozora sendiri seperti tengah menyusun kata-katanya. Jari jemarinya yang panjang dan kokoh terlihat mengetuk-ngetuk setir mobil dengan gerakan teratur. 

"Kau ingin aku mulai darimana?"

Sara menghembuskan nafas jengkel. Dia pikir Aozora berdiam cukup lama itu sedang merangkai kata-kata. Nyatanya makhluk aneh itu malah melontarkan pertanyaan yang tak butuh jawaban lagi.

Tentu saja kau harus menjelaskan dari awal. Semuanya. Tanpa ada yang terlewat.

"Aku tidak bertunangan dengan Haruka. Itu hanya akal-akalan keluargaku saja yang ingin menjodohkan-ku. Kami belum resmi bertunangan. Kalau pun sampai itu terjadi, akan kutemukan seribu satu cara untuk membatalkannya." ujarnya sebagai pembuka.

Miss Flirting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang