Scene 15

1.1K 67 0
                                    

=The Day When We Hurt=

Pagi itu seperti pagi yang sama dan berlalu sama monotonnya dan tidak ada yang spesial bagi Sara. Semua hari terasa kelabu semenjak pria tampan dan --sialannya atasannya sendiri-- perlahan menjauh dari dunianya. Bukankah dirinya sendiri yang berusaha menghindar selama hampir seminggu ini?

Apalagi situasi di kantornya juga tak membantu saat kabar buruk yang menghantamnya seperti batu raksasa terdengar dan tercetak jelas di dalam hatinya.

"TUNANGAN!"

"Iya, ini begitu mengejutkan. Sudah banyak artikel yang diliris." Murai mendapati keterkejutan dari rekan kerjanya. Tentu saja berita ini sangat mengejutkan.

"Semua artikel mengenai Aozora dan tunangannya menjadi trending topic pencarian nomor satu. Bukan hanya Jepang saja yang geger tapi sepertinya kabar ini juga mengguncang dunia." ujar Kenta yang serius membaca puluhan artikel yang mengisi laman pencarian.

" 'Hirushi Haruka bersatu dengan cinta pertamanya, Hiyoshi Aozora' apanya yang cinta pertama heh? Taruhan kalau semua ini hanya akal-akalan HR.co untuk mengembangkan kerajaan bisnisnya." Merasa kesal dengan segala kebusukan perusahaan itu, Nick mengumpat penuh amarah.

"Aozora-lovers diluar sana sedang berkabung. Mereka menangis meraung-raung dan marah sejadi-jadinya mendengar kabar ini." Sora menginformasikan.

"Bahkan beberapa wanita yang bergosip di toilet sepertinya berencana membunuh Haruka hidup-hidup. Sungguh, mereka memang mengerikan." timpal salah seorang karyawati.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakan si mangkuk aneh dengan mata sembab memerah dan hidungnya yang meler. Sekotak tisu berada dalam pelukannya. Tak perlu jauh berspekulasi penyebab si aneh Makoto sesegukan seperti ini. Sampai di mejanya ia kembali menangis terlungkup.

Kemudian mereka serempak memandangi Sara yang menampilkan wajah datar tak peduli. Orang-orang memandang Sara dengan iba dan prihatin yang mana membuat Sara hampir saja muntah melihatnya.

Berita pertunangan ini begitu mendadak. Aozora bahkan tidak pernah mengalami skandal dengan lawan jenisnya. Mereka pasti menyangka kalau Sara begitu terpukul saat tahu berita ini tanpa tahu kondisi Aozora yang akan bertunangan dan mereka dengan tak berdosa mencoba menjodohkan keduanya.

"Sara... kau baik-baik saja 'kan?"

Rumi dengan terpaksa menekan egonya dan menghentikan aksi merajuknya pada Sara. Ia benar-benar khawatir pada sahabatnya itu yang mungkin terguncang dengan berita ini. Sahabatnya itu harus kembali mengalami kekecewaan dari seorang pria.

Semua anggota tim mengerubungi meja Sara dengan tatapan khawatir. Bahkan Murai pun diam-diam memperhatikan.

"Tatapan prihatin kalian menggangguku. Berhenti bergosip dan bekerjalah guys!"

"Kau masih bisa nyengir begitu? Apa kau tidak sakit atau apapun itulah yang normal saat dirimu patah hati?" Rumi memang tak pernah paham dengan sikap cuek Sara.

"Astaga Rumi, kau terlalu berlebihan. Lagipula dunia tidak akan runtuh meski dia menikah sekalipun." jawabnya acuh sambil mengangkat bahunya.

"HEI!" salak teman-temannya.

Sara mengusap-usap telinganya karena serangan teriakan yang menyakiti gendang telinganya, "Kalian mau membuat tuli?!"

"Kami mencemaskanmu, bodoh!" timpal Sora.

Sara tak tahan untuk memutar bola matanya bosan. "Lagipula kami tidak memiliki hubungan apapun. Tak perlu diperbesar, oke?"

"Lantas selama ini? Kalian 'kan sudah jadian?" Sora tak percaya tidak ada hubungan spesial antara keduanya.

Miss Flirting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang