=Another Problem=
Setelah selesai melakukan VT di rumah artis pendatang baru yang sedang digandrungi remaja saat ini, Sara bergegas kembali ke studio bersama kru yang lain. Ia berjanji akan membayar keteledoran nya dengan bekerja efisien seperti biasanya. Sebelum semua badai terjadi.
Setengah perjalanan menuju studio, ponsel di tasnya bergetar. Mendadak keringat dingin bermunculan saat melihat nama pemanggil.
"Heemm... ya kak?"
"Dimana?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Em, on the way studio."
"Makan siang denganku?"
Sara melirik jam tangannya, sudah hampir jam makan siang rupanya.
"Tidak bisa?"
"A-ah... bukan begitu kak, kalau begitu mau makan dimana?"
"Aku kirimkan alamatnya."
"Oke."
Sara menurunkan ponselnya perlahan dengan pikiran semerawut. Ia menduga kalau pembicaraan dengan Aozora tidak berjalan dengan baik. Bagaimana kalau kakak-nya meminta untuk menjauhi Aozora? Ah, ia benci membayangkannya.
"Sora, bisa kau turunkan aku di kafe Yo." pinta Sara setelah menerima pesan dari kakaknya.
Sora yang sedang menyetir tak serta merta mematuhi ucapan Sara. "Kau mau janjian makan siang dengan bos?"
"Bukan urusanmu."
"Kencan... kencan--" ia mendadak merintih saat Sara dengan brutal-nya menjambak rambut ikal-nya. "Argh... Sara sialan hentikan! Kau ingin kita kecelakaan dan membuatmu tak jadi kencan dengan bos?"
Tiba di tempat tujuan, Sora menghentikan mobil sambil terus menggerutu sebal. Tanpa banyak bicara ia membuat gerakan mengusir, takut menjadi samsak bernyawa lagi kalau-kalau Sara mengamuk.
Sebelum melangkah memasuki kafe, Sara menelan ludahnya gugup dengan kemungkinan yang akan diperbuat Steve padanya. Semoga saja kakaknya bisa meredam emosi untuk tidak menjawil telinganya di depan umum. Semoga saja.
Dengan mudah Sara menemukan penampakan kakaknya, yang tampak duduk tenang dan bersinar seperti bintang iklan di dekat jendela besar. Sara menghela nafas lalu menghampiri kakaknya.
"Hai kak."
Steve mengangkat wajahnya singkat. "Emm... duduklah."
Baru saja dia menghempaskan bokongnya tiba-tiba suara bariton menyapa membuatnya terlonjak kaget.
"K-kau?"
"Kamu datang lebih cepat dari dugaanku." sapa Steve yang nampak tenang sambil menyeruput minumannya saat menyambut kehadiran Aozora.
Aozora mengangguk singkat sebagai balasannya. Kemudian ia mengambil duduk di samping Sara yang masih berdiri, belum pulih dari keterkejutannya. Dengan ujung matanya, Aozora meminta Sara untuk segera duduk.
Jantung Sara mulai berdegup tak beraturan menunggu kiranya apa tujuan kakaknya memanggil Aozora kesini. Tangan berkeringatnya mulai gemetar.
"Kenapa kamu tegang seperti itu? Kamu bukan mau mengaku kalau kamu hamil 'kan?"
Sara tersedak akan tawa histerisnya, "Ha-ha, mana ada kak. Jangan bercanda."
"Lalu tenanglah."
Dengan wajah datar khasnya, Aozora mengeluarkan sapu tangan dan menunjuk kening Sara. Hei! Sejak kapan dirinya berkeringat sebesar biji jagung begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Flirting [Completed]
Lãng mạn[PART LENGKAP] Sarah Stanham, seorang karyawan baru di stasiun TV Jepang bernama UC TV. Gadis cantik, periang dan pirang ini mudah membuat semua pria tertarik kepadanya dengan segala pesona yang dia punya. Berkat semua itu disematkanlah predikat Mis...