Miss Flirting [Completed]

Scene 5

=You Belong With Me=

Waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Sara baru saja menyelesaikan on air salah satu acara talk show yang berdurasi dua jam. Gila. Padahal menurutnya acara tersebut begitu monoton, rundown-nya kacau, bahkan floor director-nya pun hanya orang-orang pecicilan yang jika dilihat dari kamera, sudut dan penempatan para aktris benar-benar ruwet, tak enak dipandang. Aneh, acara seperti ini mampu meraup ratting tinggi. Ia tak habis pikir mendengarnya.

Bak zombie, ia berjalan terseok-seok menghampiri mesin minuman karena cairan tubuhnya telah terkuras habis oleh acara ugal-ugalan seperti itu. Tak lama setelah mendapat minumannya, tubuhnya perlahan merosot di tembok sambil menegak minumannya seperti orang yang beratus-ratus tahun tidak menemukan air.

Hari ini benar-benar hari yang melelahkan. Mental dan fisiknya diperas habis-habisan. Hari pertamanya benar-benar menjadi hari paling capek sebagai sejarah pembuka karirnya di negeri Sakura. Kalau ia tidak 'melarikan diri' ke Jepang, apa semuanya akan tetap berjalan dengan baik? Ah, entahlah! Yang jelas, saat ini yang benar-benar ia butuhkan adalah apartemen serta wajah ganteng Park Seo Jun yang memenuhi layar televisi-nya.

Bagaimana ceritanya ya kalau saja Sara tadi tidak mencari gara-gara dengan Aozora? Akankah hari pertamanya berjalan damai, aman sentausa tanpa drama yang membuat tensi darah meningkat? Tapi bagaimanapun juga nasi sudah menjadi bubur.

Hanya satu harapannya atau bisa disebut tuntutannya yaitu, semoga saja gosipnya tidak menyebar ke seantero perusahaan. Bisa kacau hidup dan pekerjaannya di sini. Kalau sampai gosip itu meluas, mungkin dalam waktu cepat ia akan mengundurkan diri.

Baru saja menjadi tornado yang memporak-porandakan pikirannya, tiba-tiba si tornado itu sendiri muncul di belokan koridor dan berjalan menuju kearahnya beserta rombongan kecil-nya. Sedikit terpeleset karena terburu-buru berdiri, Sara buru-buru merapihkan tampilannya dengan gugup. Well, kenapa ia harus merasa gugup begitu?

'Konyol. Apa yang kau lakukan?' bentak dewi batin-nya tak setuju melihat gelagat Sara yang kian salah tingkah dalam detik-detik Aozora berjalan ke arahnya.

Aozora sibuk berbincang dengan orang-orang petinggi kantor dan masih belum menyadari kehadirannya yang gelisah dan salah tingkah. Matanya tak pernah sedetikpun tertuju padanya meski jarak mulai memipis. Semakin mendekatnya Aozora membuat lengkungan bibir Sara perlahan naik. Ia sudah menyiapkan senyuman terbaiknya saat nanti Aozora melewatinya. Ia ingin memberi kesan yang baik apalagi di depan para eksekutif. Mungkin dengan itu Aozora akan memaafkannya dan melupakan kesalahannya tadi

Senyum terbaik sudah terpasang dan Aozora, tak meliriknya sedikitpun.

Bumi seolah-olah menelannya. Oh, bukan-- mungkin kondisinya lain karena ia menempel ditembok jadi kalimat yang pas adalah seolah-olah tembok menelannya. Sara sudah seperti pajangan aneh yang nyengir tanpa dihiraukan sama sekali. Salah seorang diantara rombongan itu melirik Sara dengan pandangan iba, sebelum memutuskan untuk menganggap bahwa wanita yang berdiri di samping mesin minuman adalah bagian dari tembok.

Bukan main brengseknya makhluk yang satu ini.

Sampai satu ingatan menyusup ke pikirannya karena apa yang telah dibuat Aozora. Mencuri! Ya mencuri kartu memorinya. Sekilas, pikiran konyol menerka-nerka alasan apa yang membuat seorang Aozora yang memiliki harta berlimpah tega mencuri kartu murahannya? Bukankah dia bisa membeli berapa pun yang dia mau, bahkan beserta pabriknya sekaligus? Tapi sekarang kasusnya kenapa ia mencuri kartu SD-nya?! Tanpa pikir panjang ia berseru lantang.

"Hiyoshi-sama!" Syukurlah yang keluar bukan 'hei' 'bajingan' atau 'sialan.'

Semua orang mengerem kakinya, seolah-olah nama mereka yang dipanggil. Mereka mendapati pemandangan seorang wanita -yang menurut mereka tadi tidak ada saat melewatinya- yang meremas botol minuman sampai tak berbentuk dengan tampilan wajah seperti orang yang menantang berduel.