Scene 26

818 54 2
                                    

=Steve, Andreas dan Aozora=


'Jemput aku jam 9.'

Begitulah kiranya isi pesan dari sang kakak yang membuat Sara harus meminjam mobil milik Rumi untuk menjemput kakak belagu yang sekarang sedang landing di bandara Internasional Tokyo.

Sara sudah menunggu di pintu kedatangan dengan membawa kertas bertuliskan 'BIG BOSS' dengan tinta merah. Pesawat yang bertolak dari Shanghai telah memuntahkan isinya. Ia sudah berdiri di bagian terdepan dengan mengangkat kertas itu sebatas data dengan ogah-ogahan, namun matanya dengan jeli menelisik setiap orang yang keluar dari pintu kedatangan.

Dan di sana, muncul dengan style ala fashionista internasional; kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya, kulitnya kecoklatan karena terlalu sering terpapar sinar matahari, tubuh jangkung 190cm-nya menjulang tinggi, apalagi otot-otot kekar yang tersembunyi di balik kaus putihnya yang nampak menonjol-nonjol. Beberapa orang yang bersinggungan nampak menahan nafasnya menyaksikan jelmaan itu.

"Tulisan konyol macam apa ini. Tanpa kertas aneh seperti ini pun aku bisa mengenalimu bahkan dalam jarak 10 meter." dumelnya saat ia menghampiri Sara lalu meremas kesal kertas Sara.

"Berisik kau kak." gerutunya dengan wajah mengerut, kemudian ia tiba-tiba menghambur ke pelukan kakaknya. "Welcome Big Boss, I miss you."

"Bagaimana kabarmu?"

Sara melepaskan pelukan itu, "Baru saja dua hari yang lalu video call."

Steve mengangkat bahunya acuh. "Formalitas saja. Biar seperti orang lain yang baru bertemu lagi."

Betapa absurd-nya pikiran Steve. Sara mendengus, "Ayo kita pulang."

Steve menurut saja dan mengalungkan lengannya protektif pada adik kesayangannya itu.

"Kak, kau bawa banyak oleh-oleh 'kan? Karena kau habis dari China kau pasti membawa seekor panda untukku."

Steve menggeleng dengan mimik serius, "Tidak. Aku membawa yang lebih spesial dari itu."

"Apa?" Mata Sara berbinar mendengarnya.

"Aku membawa bambunya."

Sara dengan kesal memukul perut kotak-kotak Steve yang keras dan sangat kencang.

Sebelum mereka mencapai pintu keluar, dari arah berlawanan seorang pria berambut perunggu agak ikal nampak kesulitan dengan bawaannya sambil sibuk mencari sesuatu di ranselnya. Sedetik kemudian saat pria itu mengangkat wajahnya, dan dengan pas matanya menangkap sosok yang memang sedang ia ingin temui. Secepat kilat Sara membalik tubuhnya.

"Sarah?"

Sara berubah menjadi batu dingin dan berusaha menutupi wajahnya. Bahkan ia mulai mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya dan ia sama sekali tidak bisa melarikan diri seolah-olah tubuhnya telah terpaku sempurna pada tempatnya.

"Halo, Steve. Bagaimana kabarmu?"

Steve membalas uluran tangan Andreas dengan tanda tanya besar di keningnya. "I'm good. Kenapa kau ada di Jepang?"

"Aku akan bekerja di perusahaan animasi."

"Oh."

Miss Flirting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang