Extra Scene 3

689 40 3
                                    

=Aozora's Side Story=

--dahla, flashback-an mulu kayak nginget² mantan. hiaaa :(( sisa dua part khususon buat our lovely bird.

.
.
.

Aozora kecil tumbuh di bawah didikan keras sang ayah yang mengajarinya lebih dari sepatutnya anak kecil mampu kuasai, menekan berlebihan melewati batas kemampuan bocah yang harusnya bisa bermain bebas selayaknya anak kecil biasanya. Maka tak heran, di usianya yang baru menginjak lima tahun, Aozora sudah bisa duduk di sekolah dasar.

Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan sang ayah yang menuntutnya untuk serba sempurna, --mulai dari harus mendapat nilai sempurna di setiap ujian, menjadi juara ke-satu dan sejumlah prestasi lain harus bisa Aozora raih.

Tetapi, yang namanya anak kecil pasti dipenuhi dengan rasa penasaran yang tinggi. Pernah suatu hari Aozora mempertanyakan hal ini,

"Otou-san."

Ayahnya mengangkat wajah dari koran yang tengah dibacanya, "Ada apa?" jawabnya dingin.

"Apa aku boleh bertanya?"

"Kau sudah menyelesaikan PR-mu?" Ayahnya malah balik bertanya.

Dengan anggukan pelan Aozora membalas pertanyaan sang ayah. Lalu ia kembali angkat suara, "Apa aku boleh melihat ibu?"

Kening tuan besar Hiyoshi berkerut, "Maksudmu?"

"Aku-- ingin tahu bagaimana wajah ibu. Karena... tidak ada satupun foto ibu di rumah ini, bibi pengasuh juga tidak mau menjawab jika aku ber--"

"Untuk apa menanyakan hal konyol itu?"

"Aku hanya ingin tahu saja tentang ibu. Apa dia baik? Dalam dongeng katanya orang baik akan tinggal di surga."

Tuan besar Hiyoshi membanting korannya berlebihan, lalu ia berdiri menjulang di atas tubuh kecil Aozora. "Ternyata kau memiliki cukup banyak waktu senggang untuk membaca cerita penuh imajinatif itu daripada membaca ensiklopedia."

"Ta-tapi--"

"Kembali ke kamar-mu, Aozora!"

Dan semenjak itu, Aozora tak pernah lagi mempertanyakan soal sang ibu yang hanya ia ketahui telah meninggal setelah melahirkannya. Semua orang di rumah megah dan mewah ini serempak membungkam mulut jika Aozora mempertanyakan soal sosok ibu yang tak pernah ia ketahui wujud dan rupanya.

Lama-lama, Aozora terbiasa menghadapi sikap otoriter sang ayah yang keras dan begitu mendikte-nya. Ia tak mengeluh --di depan ayahnya tentunya. Alhasil, ia menjadi remaja cemerlang dan seantero sekolah menyebutnya si jenius karena Aozora belajar dua ribu kali lipat lebih keras daripada yang lain.

Hingga suatu hari, ayahnya menyuruh untuk belajar ke luar negeri, tepatnya ke Perth, Australia. Aozora yang saat itu berusia 15 tahun sama sekali tidak protes dan patuh atas titah sang otoriter. Di sana, ia belajar lebih mati-matian, karena selain belajar pelajaran umum ia juga harus cepat menguasai manajemen bisnis demi menjadi sosok penerus perusahaan yang cakap dan andal.

Yang namanya remaja, tentu memiliki hormon pubertas yang benar-benar sedang bergolak pada masanya. Namun sayangnya, ia tidak cukup memiliki keberanian untuk bersikap berontak --karena ia sadar konsekuensi yang akan ia terima jika ia berlaku ceroboh dan berbuat onar. Orang kepercayaan ayah-nya juga selalu mengawasinya hingga terkadang membuat Aozora sesak karena tindak-tanduknya selalu diawasi --meski jauh dari ayahnya sekalipun. Ia pikir akan lebih sedikit bebas jauh dari pengawasan sang ayah. Nyatanya itu hanya mimpi semu.

Miss Flirting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang