Scene 43

970 56 17
                                    

=The Fact=

"Apa?!"

"Jangan berteriak seperti itu bodoh, kau akan membangunkan Muri."

"Ah maaf... maaf, aku benar-benar terkejut."

Setelah pernyataan Aozora tadi, ia meminta kekasihnya untuk menurunkannya di daerah perumahan tempat Rumi dan Murai membesarkan putera mereka, Muri. Untungnya Aozora tak banyak bertanya dan dengan patuh melajukan mobilnya.

"Lalu, kau bilang apa?"

"Belum. Aku terlalu gugup untuk menjawabnya."

Permintaan Aozora untuk menemui ayahnya membuat Sara gentar. Namun saat mendengar kabar kalau ayahnya itu sedang sakit parah membuat Sara tak ayal merasa iba juga.

"Jangan bilang kau masih menyimpan rasa dendam?"

Sara mengibaskan tangannya, "Tidak. Mana mungkin begitu, hanya saja... aku sedikit takut menemuinya."

"Dia tidak akan menggigit mu, Sara."

"Tapi dia sanggup membuat kami berpisah, bodoh."

Rumi tak berani membantahnya. Ia hanya mengangguk pelan mengiyakan. "Iya, cukup mengerikan juga."

"Jadi sekarang bagaimana." rengeknya.

"Temui lah, belajar untuk memaafkan. Umur tidak ada yang tahu."

"Apa kau sekarang sedang menyumpahinya?!"

Rumi malah berlalu dan menghampiri Muri berpura-pura acuh. "Hoi! Jawab pertanyaan ku!" serobot Sara.

.
.
.

Setelah kunjungan mendadak ke rumah Rumi, Sara masih merenungkan keputusannya dengan cermat. Kepalanya dipenuhi bayangan buruk yang mungkin akan menimpanya saat menginjakkan kaki di rumah tuan besar Hiyoshi yang terhormat. Apakah akan ada adegan lempar uang dan segala cemoohan yang sering ia lihat di drama-drama Korea? Ah... cukup mengerikan.

"Apa yang membuat kening ini berkerut terus?"

Sara tersentak karena sentuhan mendadak yang membuat angannya yang melayang kembali dalam tubuhnya. Baru ia sadari juga kalau mereka sedang di perhentian lampu merah dengan Aozora yang mencondongkan tubuh ke arahnya. Ia dibuat limbung dengan kedekatan ini.

"Ah-- tidak ada."

"Jangan bilang kau sedang mengkhawatirkan ajakan ku semalam?"

Sara buru-buru menepisnya, takut kekasihnya itu merasa tersinggung. "Oh tidak, sama sekali tidak. Aku... hanya sedikit stres dengan pekerjaan."

"Haruskah aku meng--"

Sara menahan bibir Aozora dengan telunjuknya, ia sudah bisa menebak apa yang akan dilontarkannya. "Kau itu bukan petinggi perusahaan lagi, jadi jangan sok berkuasa dan mengaturku seperti itu."

"Perlu kau tahu, aku masih memiliki saham tertinggi ketiga di UC, jadi--"

"Ya ya ya, jadi jalankan saja mobilmu sebelum terjadi amukan masa."

Dan benar saja sahutan klakson yang bising di belakang mereka mulai bersahutan di jalanan kota Tokyo yang padat di jam kantor begini.

Saat tiba di basement UC TV, Sara dibuat heran melihat Aozora sama sekali tak berniat untuk beranjak. Melihat tanda tanya besar di wajah Sara, dengan singkat Aozora menjawab. "Ada urusan."

Miss Flirting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang