5 - Putri

89 7 0
                                    

Hanya saja aku merasa aneh. Mengapa kamu tiba-tiba seromantis ini?

:)

Hembusan angin meniup wajah gadis itu. Rambutnya yang diurai, membuat rambut gadis itu tertiup angin.

Tangannya masih setia di genggam oleh pria di sampingnya. Entahlah, sejak tadi pria itu menggenggam tangannya.

Putri berhenti berjalan ketika dirinya dan Pangeran baru saja masuk setelah membayar karcis di Loket.

Pangeran ikut berhenti. Ia menatap Putri dengan raut keheranan.

" Ada apa? " tanya Pangeran.

" Nggak kok. Aku bingung aja " ujar Putri. Ia menatap genggaman Pangeran lagi. Kenapa Pangeran tidak seperti biasanya? Biasanya, Pangeran enggan memegang kedua tangan Putri. Bahkan Pangeran memegang tangannya di muka umum. Sulit dipercaya, karena biasanya Pangeran tidak suka mengumbar apapun. Termasuk itu dirinya.

" Bingung kenapa? " tanya Pangeran kembali. Ia sepenuhnya menghadap ke Putri.

" Aku bingung. Biasanya kamu tidak mau menggenggam tanganku. Apalagi di muka umum. " tutur Putri. Putri segera melepas genggaman tersebut. Ia tidak ingin, Pangeran marah lagi kepada dirinya.

" Aku salah yah, kalau kali ini aku genggam tangan kamu? " tanya Pangeran balik. Kali ini kedua tangannya berada di pundak Putri.

" Nggak salah sih. Cuma aneh aja " gumam Putri pelan. Arah matanya menatap sneaker miliknya.

" Kalau gitu, Mulai sekarang aku akan terus genggam tangan kamu. Tangan ini, hanya aku yang boleh genggam. " tutur Pangeran tegas. Ia menatap Putri dengan tatapan serius.

Putri yang mendengar itu, tersenyum geli. Mungkin Pangeran sedang bermimpi sekarang. Ataukah Pangeran sedang keracunan. Atau lebih parah lagi, mungkin ia sudah lupa ingatan. Mengapa Pangeran bisa membuat perut Putri seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

Putri mengangguk dan tersenyum manis ke arah Pangeran. Pangeran mengacak pelan pundak rambut Putri, lalu menggenggam tangan kirinya.

Mereka berdua berjalan di keramaian Dufan di sore hari. Pangeran masih setia menggenggam tangan Putri. Ia merasa berbeda hari ini, ia menggenggam tangan Putri untuk pertama kalinya di muka umum.

" Pangeran, ayok main itu " pekik kegirangan Putri sambil menunjuk salah satu wahana, roller coster.

" Serius mau main itu? Main bianglala aja " ragu Pangeran. Ia tidak ingin bermain dengan wahana yang menurutnya sangat kejam itu. Entahlah, Pangeran takut dengan kecepatan dan ketinggian.

" Iya serius. " sumpah Putri. Tanpa berlama-lama Putri mengambil tangan kiri Pangeran dan menuju ke antrian wahana kejam itu.

Butuh 10 menit saja, mereka berdua telah duduk di wahana itu. Putri tampak senang, ia bahkan sudah siap dengan tongsis miliknya. Namun berbeda dengan Pangeran, cowok itu beberapa kali membaca doa agar diberi keselamatan nantinya.

LIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang