11 - Putri

68 8 4
                                    

Hari demi hari, detik demi waktu. Entah mengapa, aku sangat percaya yang namanya rindu. Rindu ini datang dan mengusikku!

👑👑👑

Malam menggelapkan dunia, kicauan burung tidak terdengar lagi, angin menggerakan rambut wanita itu yang sedang duduk di depan jendela putih.

Putri menghela napas, saat ini hatinya merindukan seseorang.

Pangeran

" Putri ingin perjuangin Pangeran " desah Putri yang masih menatap langit malam.

" Pangeran rindu kah sama Putri juga? Apa hanya Putri saja yang merasakannya? " gumamnya pelan.

" Kalau begitu, Putri tidak ingin rindu sendiri. Kata Dilan, Rindu itu berat. Dan Putri tidak bisa menahannya. Berat sekali " jelasnya. Matanya mulai berkaca-kaca mengingat usahanya untuk mendapatkan Pangeran waktu itu, usahanya yang membuat Pangeran untuk taklut kepadanya.

" Putri takut Pangeran. Putri takut, kalau Putri tidak bisa memaafkan Pangeran nanti. Putri takut itu " lirinya sedih. Putri menundukkan kepalanya. Ia merasa, harus melampiaskan malam ini.

Karena malam ini, Putri merasakan yang namanya rindu berat

👑👑👑

"Put, lo yakin ngga papa? " tanya Gezz yang khawatir terhadap kondisi Putri saat ini.

Hari ini upacara mendadak, memperingati hari Guru. Alhasil, semua siswa-siswi pun harus berdiri selama beberapa menit.

" Ngga papa Gezz, gue baik-baik aja " jawab Putri seadanya. Mencoba menarik senyumnya.

Kepalanya sangat pusing pagi ini. Matanya juga sudah mulai berkaca-kaca.

" Ngga papa bagaimana? Muka lo pucat gitu, mata lo bengkak juga. " cecar Gezz.

Putri tersenyum. Nampaknya masih ada orang yang bersamanya saat ini. Masih ada orang yang peduli sama Putri saat ini.

" Makasih Gezz " ucap Putri tiba-tiba.

" Buat? " tanya Gezz dengan bingung

" Yang masih selalu ada di samping Putri "

Brakkk

" PUTRIII " pekik Gezz khawatir.

" Tolong panggilkan anggota PMR " ucap Luna, menyuruh teman kelasnya yang barisan paling terakhir untuk memanggil anggota PMR.

👑👑👑

Putri bangun dari tempat tidur yang telah tersedia di UKS. Kepalanya masih pusing, tapi sudah mendingan.

" Kakak udah bangun? " tanya Reya, adik kelas yang merupakan anggota PMR.

Putri mengangguk. " Udah berapa lama gue pingsan? " tanya Putri yang suaranya masih lemah.

" 30 menit kak. Tadi kakak bangun, tapi lanjut tidur lagi. Sekarang udah jam istirahat kak " ujar Reya.

" Kalau gitu, Reya izin kembali yah kak " pamitnya.

Putri berusaha keluar dari ruangan UKS, ingin melanjutkan pelajaran yang tadi ia tinggalkan.

Langkahnya berhenti, Putri menjadi tegang karena melihat Pangeran membawa kresek yang berisikan Susu dan Roti.

Pangeran menyedorkan kresek tersebut kepada Putri.

" Buat aku? " tanya Putri.

Pangeran tidak menjawab. Putri langsung mengambil kresek tersebut.

" Makasih Pangeran " ujarnya kembali. Hening. Pangeran tidak menjawab dan langsung pergi begitu saja.

Putri menghela napas, sampai kapan Pangeran marah kepadanya. Sampai kapan ia harus menahan semuanya. Sampai Hey tayo berubah menjadi tayota? Ngga mungkin kan

Putri membuka kresek tersebut dan menemukan sepucuk kertas.

" JANGAN SAKIT LAGI "

👑👑👑

Langkah Putri menuju kelas masih terasa berat, kepalanya masih sangat pusing.

" Putri " panggil sosok pria yang suaranya sangat familiar buat Putri.

Putri mendongak ke atas. Berusaha tersenyum kepada Satria.

" Kok lo pucat sih? " tanyanya khawatir.

" Benarkah? " tanya Putri kembali. Satria mengangguk.

" Satria boleh minta tolong ngga? " pinta Putri.

" Apa "

" Satria ambilin liptint Putri dong di situ! " perintahnya kepada Satria. Cowok itu melongo tidak percaya.

" Buat? " heran Satria

" Ih ngga usah banyak nanya Satria. Cepatan ambil! " kesal Putri sedikit.

Satria mengikuti maunya Putri.

" Nih " sodornya setelah mendapatkan liptint itu di tempat make up Putri.

Putri mengambil dan langsung memakainya. Meratakan setiap liptint itu di bibir kecilnya.

" Udah. Putri ngga pucat lagi kan Satria? " tanyanya.

" Hm. Cantik " tuturnya pelan tapi masih bisa di dengar oleh Putri.

" Hahahahha " tawa Putri. Ia memegang perutnya yang geli. Menggeleng2 mendengar ucapan Satria.

Ia menatap Satria yang menatapnya kebingunan.

" Makasih yah Satria, Putri memang selalu cantik kok. Sudah diakui di hak veto juga. Jadi jangan malu kalau Satria ingin bilang Putri cantik. Dulu kan, tiap hari bilang gitu " ledek Putri dan meninggalkan Satria begitu saja.

" Putriiii, lo nyebelinnn " teriak Satria yang di tatap oleh pengguna koridor.

Huuuuuuu i'm back guys, mohon apresiasinya yah teman2 readers....
Like and comment, see you

LIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang