Sesampainya di hotel, Juki dengan hasrat yang menggebu langsung menyudutkan istrinya ke balik pintu. Menghimpit tubuh mungil June dan mengurungnya dengan tatapan mematikan.
Percaya tidak percaya, jantung June rasanya ingin mencelos dari tubuhnya. Mata Juki sudah berkabut oleh gejolak cinta, yang sedari tadi ditahannya. Maka dengan tidak sabaran Juki menyatukan bibirnya ke bibir istrinya.
Melumat, menyesapnya kuat seolah tengah mengemut lolipop manis. Lembut namun sangat menuntut. June sampai kualahan untuk mengimbanginya.
Baru kali ini June merasa Juki terlalu bersemangat seperti ini. entahlah mungkin karena pengaruh cuaca dingin atau memang hormon kelinci jantan itu yang terlalu besar.
June yang kehabisan nafas, mencoba memberi sinyal dengan memukul-mukul pelan dada Juki. Pria itu mengerti, untuk sejenak Juki melepaskan tautan bibir mereka. Irama nafas yang tersenggal terdengar seiring dengan gerakan dada yang naik turun beraturan.
Tatapan mereka saling mengunci, mencoba menyelami hasrat masing-masing. Tidak ada yang bicara, namun keduanya mengerti maksud dari tatapan itu.
Terkadang keinginan tidak harus selalu disampaikan lewat kata-kata, hanya dengan tatapan semua bisa terjabarkan dengan sangat jelas.
Setelah June berhasil meraup udara di sekitarnya, Juki tidak memberinya jeda. Dia kembali meraup bibir itu, menyesapnya kuat hingga membuat decakan dan lenguhan pelan dari mulut June. tanpa bisa melawan, June membiarkan Juki menginvasi bibirnya bahkan mungkin seluruh tubuhnya.
Menyadari tidak ada penolakan dari istrinya, Juki segera mengangkat tubuh June. menggendongnya seperti koala, dan merebahkannya di ranjang. Memandang istrinya dengan tatapan lapar.
Tanpa ragu Juki mulai melucuti semua yang melekat di tubuh istrinya. Matanya membulat penuh ketika pemandangan di depannya benar-benar menakjubkan. Membuatnya terpesona tanpa bisa berkata-kata.
Melihat June yang terbaring lemah tak berdaya dibawahnya, hanya menggunakan lingerie merah semakin membuat Juki menggila.
Dia tidak menyangka June akan membelinya, padahal niatnya hanya bercanda, namun siapa sangka istrinya itu menanggapinya begitu serius.
Membuat otak Juki tidak bisa berpikir, June terlalu sexy malam ini. Membuatnya semakin bersemangat untuk menginvansi setiap bagian tubuh itu.
"Juki, jangan liatin aku terus, malu ihh" June menutup wajahnya yang merona malu
Juki tersenyum sebentar, tangannya terulur untuk meraih tangan June.
"jangan ditutupin,"
Juki menautkan jari-jarinya ke sela jari-jari tangan June. membuat June malu sekaligus nyaman. Kini mata mereka saling bertemu, memancarkan aura cinta sekaligus hasrat yang menggebu.
"you look so beautiful and.........so Sexy. Kamu belajar nakal dari siapa?" tanya Juki dengan smirk evilnya
"siapa lagi kalo bukan dari kamu" cibir June dengan senyum menggoda
Sudut bibir Juki terangkat, tidak disangka istrinya yang polos, mulai berani. Membuat ego laki-lakinya merasa tertantang.
"Ok, kita liat siapa yang lebih nakal malam ini"
Juki kembali menempelkan bibirnya, ke bibir June, memulainya dengan ciuman. Hingga berakhir dengan penyatuan hebat yang terjadi diantara keduanya. Suara desahan serta erangan terdengar memenuhi setiap sudut ruangan.
Cuaca dingin terasa sangat panas saat keduanya begitu menikmati penyatuan mereka. malam ini sepertinya akan menjadi malam panjang untuk June dan Juki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love (eunkook)
Fiksi Penggemar(Privat acak) so follow me before read Sequel halte busway i'am in love gimana ceritanya jungkook dan eunha versi indonesia itu hidup satu rumah sebagai pasangan suami istri? penasaran? kuy baca langsung aja Jangan lupa vote sama comentnya ya