Junhyung menggendong Hani ala bridal style keluar dari mobilnya. Dengan hati-hati, Junhyung memastikan bahwa dia menggendong Hani senyaman mungkin agar Hani tidak terbangun. Beberapa langkah Junhyung menjauhi mobilnya, Hani terbangun dan menyadari kalau dia berada di gendongan Junhyung. Junhyung seketika berhenti berjalan dan langsung menatap mata bulat Hani. Hani justru menyamankan posisinya dan kembali tertidur lelap. Melihat hal itu, Junhyung kembali berjalan memasuki rumah dengan perasaan lega.
Hani mungkin lelah dengan semua kejadian hari ini, hani sangat butuh istirahat dan Junhyung tahu itu. Junhyung tidak mau Hani terbangun, jadi dia memastikan langkahnya benar-benar stabil dan gendongannya nyaman untuk Hani.Guk guk guk
Mendengar gonggongan itu, Hani membuka matanya dan celingukan mencari Yongjun yang menggonggong dari dalam rumah. Segera dia melompat turun dari gendongan Junhyung dan membuat Junhyung kaget, kebingungan. Hani berlari mendekati Yongjun dan segera menggendongnya, membawanya ke dapur.
"Jun, kau tidak lapar? Mau aku masakkan sesuatu?" Teriak Hani dari dapur. Junhyung menghampiri Hani yang sedang memberi makan Yongjun.
"Tidak perlu, istirahatlah. Aku akan masak sendiri," Junhyung berjalan pergi, dia ingin membersihkan dirinya setelah berpetualang seharian penuh bersama Hani -padahal hanya ke pantai.Begitu Junhyung pergi, Hani menatap Yongjun yang sedang makan dengan lahap. Hani tersenyum puas dengan perubahan Junhyung yang sedikit aneh, namun sangat disukainya.
"Yongjun, kau tau? Akhir-akhir ini Jun sangat berbeda. Hihihi, dia selalu bisa membuatku tersipu. Dia dingin tapi sekaligus hangat. Yongjun... Aku harus bagaimana??? Aku semakin mencintainya!" Nada gemas Hani terdengar oleh Junhyung yang ternyata berdiri tak jauh dibelakangnya.
Junhyung tak mampu lagi menahan seulas senyum yang kini terkembang di wajahnya. Dia sudah melakukan yang terbaik, dan Hani menyukainya. Tentu ucapan Hani tadi adalah gaji yang setimpal atas semua kerja kerasnya. Di sisi lain, Junhyung juga merasa takut kalau-kalau dia lepas kendali dan melukai Hani lagi.
0o0
"Mmh..." Hani bergumam merasa geli karena perbuatan Junhyung. Ini masih sekitar tengah malam dan Junhyung membangunkan dirinya dengan cara yang tidak etis. Hani mendorong tubuh topless Junhyung yang membuat kulumannya pada telinga Hani terlepas.
"Apa yang kau lakukan, hmm?" suara khas bangun tidur itu membuat Junhyung tersenyum. Junhyung memperhatikan Hani yang sedang menenggelamkan sebagian wajahnya ke bantal putih itu.
"Kau menggigil," Junhyung mengelus kepala Hani yang membuat Hani tersenyum malu.
"Siapa suruh menyalakan AC dengan suhu sedingin ini?" Hani bangkit dan bergerak mendekati Junhyung.
Hani menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Junhyung dan seketika suhu hangat menyambutnya. Junhyung sesekali mengecup puncak kepala Hani karena rasa gemas pada gadisnya ini.
"Maafkan aku, harusnya aku tidak membangunkanmu,"
"Kau benar. Kau harus minta maaf. Aku tidak bisa tidur lagi," Hani tertawa pelan dengan sedikit perasaan kecewa karena dia sudah kehilangan rasa kantuknya.
"Tapi tidak apa-apa. Aku akan menemanimu," Hani kemudian menjadikan lengan kiri Junhyung sebagai bantal dan melihat langit-langit. Juhyung juga ikut membaringkan dirinya.
"Siapa yang menemani siapa?" Hani terkekeh sambil menarik selimutnya.
Melihat hal itu, Junhyung menggerakkan tangannya untuk meraih remote AC di nakas dekat kasurnya. Segera, Junhyung menurunkan suhu ruangan itu dan mendapat tatapan dari Hani.
"Kenapa?"
"Kau kedinginan bukan? Kau selalu memakai baju berlapis dan selimut tambahan saat tidur," ucapan Junhyung itu berhasil membuat pipi Hani memerah.

YOU ARE READING
Mine
FanfictionAku mencintaimu yang bahkan lebih buruk daripada iblis. Bukan dengan kelembutan dan kenyamanan, namun dengan sejuta rasa pedih juga amarah.