Junhyung membuka matanya perlahan menyadari hari sudah pagi. Dia melihat Hani yang sedang tengkurap sambil memainkan ponsel barunya dan menggigit selembar roti tawar. Kesadaran Junhyung masih belum terkumpul benar, namun dia sangat ingin mengelus rambut Hani yang terlihat begitu berkilau. Hani yang menyadarinya langsung saja menepis tangan Junhyung.
Junhyung terkekeh pelan sambil meneggelamkan separuh wajahnya kembali pada bantal empuknya.
"Jun, lihat." Hani berbaring di samping Junhyung dan meengangkat kakinya. Junhyung tak menghiraukan Hani yang memainkan kakinya sambil tersenyum.
Yang menarik perhatian Junhyung adalah senyuman ceria Hani pagi ini. Dia sepertinya sangat senang dengan sepatu barunya, senyuman Hani itu adalah sebuah kepuasan bagi Junhyung. Seakan uang ratusan juta yang dikeluarkannya kemarin tidak ada artinya.
"cantik, tidak?" Hani masih tak henti-hentinya memandangi kakinya dengan sepatu barunya sementara Junhyung masih asyik memandangi senyuman hani.
"hmm, cantik." Mendengar tanggapan Junhyung. Hani kemudian menoleh dan mendapati Junhyung sedang menatapnya dengan sebuah senyuman tipis.
Kembali Hani tersipu malu dan menoel pipi Junhyung hingga Junhyung tak lagi menatapnya, kepalanya terputar hingga terdengar suara tulang yang bergemelutuk. Hani masih asyik cekikikan sambil menatap kakinya semenatara Junhyung hanya diam merasakan sakit di pipi juga lehernya.
"ah! Bagaimana kalau kita joging?" Hani bergerak menindih tubuh Junhyung dan menatap matanya dengan tatapan antusias. Berharap Junhyung akan menyetujuinya.
"tidak,"
"baiklah! Aku tunggu di depan!" Hani mengecup bibir Junhyung juga kedua pipinya kemudian berlalu pergi. Berteriak-teriak memanggil anjing kesayangannya.
Junhyung terkekeh pelan dan mencoba untuk bangkit. Tadi adalah sebuah paksaan paling menggemaskan bagi Junhyung. Junhyung merenggangkan tubuhnya perlahan dan berjalan menuju kamar mandi.
Hani menunggu sambil bersenandung pelan dan mengetukkan kakinya ke tanah. Tangannya sedang memegang tali kekang Yongjun yang hanya duduk menjulurkan lidah sambil menatap Hani.
"cantiknya," Hani masih saja mengagumi kaki rampingnya yang terlihat karena dia memakai hotpants.
Tak lama kemudian Junhyung berdiri disampingnya dan menatap Hani. Hani masih mengamati penampilan Junhyung dari atas ke bawah yang terlihat sangat berbeda. Junhyung menyisir rapi rambutnya dan menaikkan poninya.
"kau lihat apa? Cepat buka pagarnya," celetuk Hani yang seketika membuat Junhyung bergerak mendekati pagar besar itu. Tangan Junhyung bergerak mengacak kembali rambutnya.
Hani yang melihat tingkah Junhyung seperti itu semakin gemas saja karena Junhyung menjadi sosok yang sangat lucu. Dia semakin menyayangi Junhyung karena tingkah Junhyung yang terkadang bodoh namun begitu menggemaskan.
"Jun! Tunggu!" teriak Hani karena Junhyung meninggalkannya.
Hani dan Yongjun mengiringi langkah Junhyung. Dengan jelas Hani bisa melihat wajah Junhyung kembali datar, berbeda dengan kemarin. Hani kemudian mencoba untuk tidak melihat wajahnya, mengesalkan sekali melihat Junhyung yang berubah-ubah seperti buglon.
Jalanan sangat ramai karena ini adalah hari libur. Banyak orang berjalan-jalan di taman, sekedar berolah raga. Begitu pula dengan Junhyung dan Hani. Sedari tadi Hani berlari kecil dan meninggalkan Junhyung yang berjalan santai. Terkadang Hani harus berhenti sejenak karena Junhyung yang sudah tertinggal jauh.

YOU ARE READING
Mine
FanfictionAku mencintaimu yang bahkan lebih buruk daripada iblis. Bukan dengan kelembutan dan kenyamanan, namun dengan sejuta rasa pedih juga amarah.