PART 9

99 7 1
                                    


Junhyung bangun dari tidurnya, ini merupakan hari yang membosankan, ingin rasanya Junhyung tidur lebih lama. Dia meraba kasur disampingnya dan tidak menemukan Hani, dia sungguh terkejut. Junhyung segera terduduk dan celingukan mencari Hani.

"kyaaaa!" mendengar suara teriakan itu, Junhyung langsung saja berlari keluar. Bahkan dia tidak sempat memakai kaosnya.

Dia berlari keluar, menuruni tangga dan mencoba mencari sumber suara yang kemudian diketahuinya berasal dari ruang keluarga.

Setelah sampai diruang keluarga, Junhyung melihat Hani sedang berjongkok mengelus anjingnya. Junhyung mulai merasa menyesal karena tidak menahan dirinya, dia harus kehilangan beberapa menit jam tidurnya karena teriakan bodoh Hani.

Karena menyesal, Junhyung ingin kembali ke kamarnya, dia ingin merasakan hangatnya kasurnya saat ini. Langkah Junhyung terhenti saat Hani memegang tangannya. Junhyung tau Hani ingin sesuatu saat ini dan Junhyung tidak akan mungkin bisa menolaknya. Junhyung menghembuskan nafas kasarnya, dan berbalik menatap Hani.

"wae?" Junhyung tersenyum manis pada Hani yang dibalas dengan tatapan aneh. Bisa dilihat Junhyung, anjing itu sedang berada digendongan Hani.

"kenapa kau tersenyum manis sepagi ini?" wajah Junhyung langsung berganti menjadi wajahnya semula, sebuah wajah datar.

"kau mengadopsi ini kan? Kau teringat padaku?" Hani tersenyum puas dan kembali dengan aktifitasnya. Sementara Junhyung hanya tersenyum tipis mengetahui Hani sangat menyukai anjing itu.

Junhyung kembali kekamarnya, karena sudah terlanjur bangun dan rasa kantuknya hilang, akhirnya dia memutuskan untuk mandi. Junhyung sudah merasa lega karena semua kembali seperti semula, Hani sudah kembali padanya juga tak ada perasaan canggung diantara mereka. Junhyung benar-benar merasa lega.

Begitu sampai dikamarnya, Junhyung melihat tumpukan kertas dimeja televisi. Tentu itu bukanlah suatu kertas yang asing baginya, dia harus benar-benar mempelajari kerts itu dengan baik setiap bulannya, karena itu adalah laporan keuangan milik Metabox. Walaupun sedikit memusingkan juga membosankan, namun semua harus dijalaninya demi mendapat sebuah kebebsan juga pengakuan.

Tentu Junhyung menginginkan untuk bebas dari belenggu ayahnya. Dia tidak harus menguasai perusahaan ayahnya, yang sebenarnya adalah miliknya, karena dia bisa membangun miliknya sendiri. Mungkin beberapa orang juga akan berpikir sama seperti Junhyung jika memiliki ayah seorang Yong Tae Woo, pemilik perusahaan terbesar sekorea, Hanshin.

Tentu semua orang akan tau jika mendengar kata Hanshin karena perusahaan ini melingkupi setiap faktor kehidupan. Belum lagi Hanshin yang menjadi semakin kuat setelah dipimpim oleh ibu dari junhyung, Han Soora. Perusahaan itu menjadi semakin kuat dan sudah menjadi konsumsi publik jika kelak perusahaan itu akan diwariskan pada anak Han Soora juga Yong Taewoo.

Junhyung sendiri tidak harusnya mengingat kenangan ini, namun kenangan ini terlalu sulit untuk ditutupi. Bagaimana dia bisa lupa tentang ayahnya yang memalsukan kematiannya dan ibunya, kemudian memalsukan surat waris hanya untuk mendapatkan kekuasaan penuh atas sesuatu yang tidak seharusnya menjadi miliknya.

Hingga saat ini, Junhyung masih menyesali kehidupannya. Dia begitu menyesal harus memiliki ayah yang licik seperti itu. Mungkin ibunya terlalu baik bagi orang selicik Taewoo, dan cinta membutakan mata ibunya.

Junhyung kembali pada niatannya untuk mandi, karena mungkin hari ini dia harus menemui manager gilanya.

0o0

Hani dan Yongjun sedang berjongkok diantara bunga yang sudah layu –sebagian besar sudah mati. Hani kemudian mengacak rambutnya kesal karena butuh waktu yang sangat lama dan tenaga yang besar untuk membuat semua bunga ini tumbuh.

MineWhere stories live. Discover now