"kau bisa pergi,"
"tidak, masuklah."
"aku akan masuk kalau kau sudah pergi,"
"masuklah dulu,"
"ehm, permisi?" seorang perawat senior menghentikan pertikaian kecil antara pasangan suami istri itu. Mereka sudah bayak memakan waktu untuk sesuatu yang tidak penting.
"ah, maafkan kami. Aku akan segera menyusul anda," perawat senior itu segera berlalu pergi dengan senyuman begitu Hani memberi hormat padanya.
Hani kembali memeluk Junhyung, menenggelamkan wajahnya di dada suaminya. Semua itu justru semakin membuat hati Junhyung sakit, membuat Junhyung ingin memeluk Hani lebih erat. Junhyung akhirnya berhenti dengan menempelkan bibirnya ke bibir Hani, mengecupnya. Sebuah kecupan yang sedikit lebih lama dari biasanya.
"biarkan seperti ini, satu menit saja." Junhyung kembali memeluk Hani dengan erat. Menghirup sebanyak mungkin aroma Hani untuk persediaannya.
"baiklah, sampai jumpa di akhir tahun." Junhyung melepas pelukannya dan menatap Hani yang tersenyum lembut padanya.
"kamarku di lantai 3, kamar yang itu," Hani menunjuk sebuah jendela yang tertutup di gedung itu.
"kau pikir aku akan menyusup ke kamarmu?" senyum Hani luntur dan berubah menjadi wajah kesal.
"aku tidak yakin kau akan bertahan sampai akhir tahun," Hani menyeret kopernya dan berlalu meninggalkan Junhyung.
"yya! hubungi aku!"
Junhyung berjalan pelan ke mobilnya dengan seulas senyuman di wajahnya. Senyuman itu harus luntur karena ponselnya bergetar dan bukan nama Hani yang tertulis disana.
"temui Haera."
0o0
Haera berputar puta di depan cermin sambil memakai dress selututnya. Dia tak henti-hentinya mematut dirinya di cermin, dia begitu tidak sabar untuk menemui Junhyung.
"anda begitu cantik, nona."
"begitukah? Jika aku berdandan seperti ini, menurutmu calon suamiku akan terkesan?" ucap Haera sambil menyisir rambutnya.
"tentu saja," mendengar jawaban pelayan itu, Haera tersenyum puas dan melihat lagi wajahnya yang dihiasi make up tipis.
Hati Haera tak bisa berhenti berdegup kencang karena orang yang sudah lama ditunggunya akan menemuinya hari ini. Sangat sulit menyembunyikan senyumannya karena dia terlalu bahagia. Semua penantian juga pencariannya terasa terbayar, dan itu membuat dirinya lupa diri. Melupakan sosok wanita yang membuat Junhyung terus tertawa.
Begitu selesai berdandan, Haera bergegas pergi ke ruang tamu. Dia duduk manis disana sambil menuangkan teh dan menyiapkan sebuah kue berwarna putih dengan sirup strawberry diatasnya. Dia masih ingat Junhyung sangat menyukai strawberry karena Junhyung menerima strawberry pemberiannya dengan sebuah senyuman –walaupun senyuman tipis Junhyung lebih bisa diartikan sebagai seringai.
"tamu anda sudah datang, nona." Haera segera berdiri dan menata kembali penampilannya begitu seorang pelayan bersiap membuka pintu.
"selamat datang, tuan." Semua pelayan menyambut Junhyung yang datang dengan aura pembunuh.
Di ujung lorong itu, Junhyung bisa melihat Haera yang berdiri dengan sebuah senyuman manis. Tapi, Junhyung tidak berniat sedikit pun untuk membalas senyuman itu. Junhyung langsung saja duduk dan menatap kue yang diatasnya ada strawberry, mengingatkannya pada seseorang yang baru saja pergi beberapa menit lalu.

YOU ARE READING
Mine
FanfictionAku mencintaimu yang bahkan lebih buruk daripada iblis. Bukan dengan kelembutan dan kenyamanan, namun dengan sejuta rasa pedih juga amarah.