PART 22

26 4 3
                                    


Junhyung sengaja memakirkan mobilnya di depan pagar tinggi rumahnya. Dia segera turun dan merapikan jaketnya, sepertinya tak ada masalah dengan interkom di rumahnya. Tak ada yang rusak. Kerusakannya benar-benar pada sistemnya.

Junhyung berjalan masuk se-rileks mungkin seakan tak ada yang terjadi. Hatinya mencelos begitu dia membuka pintu rumah dan melihat siapakah yang sedang berdiri menatap beberapa bingkai foto di rak dekat televisi. Seorang wanita dengan pakaian menjijikkan.

Begitu melihat wanita itu, kerusakan sistem keamanan ini pastilah sudah disetujui oleh ayahnya. Pantas saja Taewoo sama sekali tidak khawatir saat seseorang memasuki rumahnya tanpa izin.

Begitu wanita itu berbalik, Junhyung hanya menatapnya dengan tatapan tajam. Baju yang dikenakannya itu... sungguh gila. Begitu mengetahui ini bukanlah sebuah ancaman, Junhyung berlalu pergi ke lantai atas, ke kamarnya. Junhyung bahkan bisa mendengar suara sepatu wanita itu yang mengetuk-ngetuk lantai rumah. Tidak memiliki sopan santun.

"Junhyung-ssi,"

"keluar!" perintah Junhyung. Haera masih saja mengikuti Junhyung yang berjalan cepat ke kamarnya.

"Junhyung!"

"pergilah!"

Akhirnya Haera berhasil menggenggam tangan Junhyung saat Junhyung ingin memasuki kamarnya. Junhyung masih saja menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

"kau tidak tahu? Ayahmu akan membunuh gadis itu." Junhyung masih saja terdiam dia masih mencerna ucapan Haera. Sebenarnya tidak terlalu penting, tapi mendengar yang disingungnya adalah Hani, Junhyung jadi sedikit tertarik.

"kau pikir aku mau menikahimu? Aku juga memiliki seseorang yang sangat aku cintai. Ayahku mengancam akan melukainya jika aku tidak menikahimu,"

"pergilah," Junhyung berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Haera dan berniat menutup pintu, hanya saja Haera menahannya.

"aku mohon padamu. Bekerjasamalah. Kita bisa berpisah setelah bulan madu. Kita menguntungkan satu sama lain." Haera membuka pintu itu dan mendekati Junhyung.

Junhyung terdiam. Dia tahu Hani akan terluka dan mendengar tawaran Haera itu dia seperti mendapat jawaban. Selama ini dia memikirkan cara untuk mengalahkan Taewoo yang notabene bukan perkara mudah. Hingga Haera menawarkan sesuatu padanya. Hanya saja keputusannya ini akan sangat menyakiti Hani, sangat menyakitinya.

"aku tidak mau," Junhyung mendorong Haera dan menutup pintu kamarnya. Junhyung masih saja memikirkan ucapan Haera.

Haera dan Taewoo adalah makhluk yang sama. Mereka hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Hanya saja penawaran Haera tadi terasa bisa dibenarkan. Mereka akan sama-sama diuntungkan, toh pernikahan itu juga hanyalah sebuah status. Sayangnya Junhyung terlalu takut untuk menentukan pilihannya.

Ponsel Junhyung bergetar dan nama yang tertulis disana langsung membuatnya tersenyum. Segera saja Junhyung menerima panggilan itu.

"hmm?"

"umm, aku tidak punya pekerjaan sampai jam malam nanti,"

"oh..." Junhyung tak bisa menyembunyikan senyumannya.

"aku hanya ingin memberitahumu, sudah ya?"

"mau es krim?"

"jika kau tidak keberatan,"

"hmm,"

"jun, kau sudah makan? Jangan lupa makan."

"ini bahkan belum waktunya makan siang,"

MineWhere stories live. Discover now