O8.

4.7K 721 20
                                    

Disaat itu pula Changbin melepaskan genggamannya dan mendorong Hyejung tepat ketengah jalan. Saat itu pula sosok tubuh Hyejung kembali nyata bertepatan dengan sebuah truk yang melaju dengan cepat kearahnya.

Beserta rintihan hujan, malam menciptakan sebuah tangis baru, juga keadaan hati yang tak dapat diterka.


S C A R L E T


Suara debuman terdengar begitu keras. Seperti tak ada celah untuk angin bernyanyi, gesekan logam dengan aspal terdengar menggantikan rintihan hujan.

Perlahan tapi pasti, Hyejung membuka matanya. Dan yang pertama ia lihat adalah wajah pucat dengan mata kelam nan meneduhkan sedang menghalangi langit yang menangis malam ini.

                      "Maaf," ucapnya yang kemudian mengangkat tubuh Hyejung. Sensasi nyeri dan perih yang sangat ia rasakan di sekitar tubuh dan wajahnya. Indra perasanya mengecap amis yang terasa menguar dari mulut, nafasnya terlalu cepat sampai ia lelah untuk melakukannya. Belum sampai disitu penderitaannya, kepalanya berdenyut seperti terasa akan pecah.

                    "A—ku, belum ... mati?" tanyanya dengan suara serak. Darah kental itu mengalir melewati bibirnya. Ia merasakan tubuhnya yang diangkat dibawa ke suatu tempat. Hyejung pun dapat melihat darah yang menjejak di aspal.

                      "Maaf, iblis tak pernah bermain - main dengan ucapannya."

                      "Se-sebenarnya--"

                      "Berhentilah berbicara."

                      "T-tolong, biarkan aku mati saja .... "

Dan Hyunjin menghentikan langkahnya. Ia kembali menatap Hyejung dan tersenyum tipis. Jujur, Hyejung tersipu melihat senyum sang iblis untuk kesekian kalinya. Mengalahkan rasa sakit yang kian menyerang.

                    "Ini--sakit .... "

                    "Maaf. Sebentar lagi ... kau akan segera bebas."

Hyunjin perlahan mencondongkan tubuhnya, dan menurunkan posisi Hyejung. Menyandarkannya pada sebuah pohon palem yang membatasi jalanan dengan taman tua.

                      "Maaf membuatmu terluka, akan kubalas si La Mort sialan itu," ucapnya sambil menyeka darah yang mengalir dari dahi Hyejung. Sedangkan gadis itu sendiri sudah setengah tersadar. Lama kelamaan ia jadi sedikit terbiasa juga dengan darah karena Jeongin, meski masih sering tubuhnya bergetar hebat.

✗。MATE - SCARLET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang