Disini mereka semua berada. Para pelayan dan anggota kerajaan Demon, Wizard, Dryad, Healer, dan bangsa lain penghuni Underworld.
Attila, Maurix, La Mort, Gazelle, Alta, dan Hyejung berdiri dihadapan Altar tempat sang pangeran berbaring.
Menyimpan mawar hitam kesukan sang Demon ditempat peristirahatan terakhirnya.
Hyejung berjalan menaiki Altar setelah menyimpan mawar hitam itu. Ikut berbaring disamping tubuh sang Iblis yang telah pergi pada keabadiannya.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Attila padanya.
Gazelle menggeleng, memberi isyarat pada mereka semua untuk diam.
Tapi tidak dengan Jeongin, dia terkejut saat melihat gadis itu ikut berbaring disana.
"Yang Jeongin."
Jeongin tidak menyahut,
"Aku tidak bisa menepati keinginan Hyunjin, untuk berbahagia bersamamu."
Ia mengerti. Inilah keputusan final sang Pure Blood. Gadis itu tetap memilih sang kakak.
"Mari kita batalkan perjanjian kita, Yang Jeongin."Jeongin hanya bisa tersenyum simpul, ia mengangguk untuk menyetujui pembatalan yang dilakukan Hyejung.
Gadis itu menggenggam lengan sang Iblis, lengan yang akan ia genggam untuk terakhir kalinya. "Mari kita bertemu disana, Hyunjin."
"Aku, Lee Hyejung. Dari pihak manusia. Membatalkan perjanjian Scarlet bersama Yang Jeongin."
"Aku, Yang Jeongin. Dari pihak Vampire. Menyetujui pembatalan perjanjian Lee Hyejung."
Tanda di tangan Jeongin dan Hyejung berpendar. Keduanya saling meringis untuk rasa sakit yang berbeda.
"Demi apapun, Hyunjin."
"Aku tetap memilihmu."
"Aku tetap mencintaimu."
"Tak peduli dengan kematian yang memisahkan."
"Aku adalah Mate mu."
"Dan kau, adalah Mate ku."
"Aku, mencintaimu."
Matanya yang sembab menutup perlahan. Genggaman tangannya yang terpagut dengan tangan Hyunjin tak terlepas.
Gazelle menangis untuk kesekian kalinya, melihat kedua orang yang disayanginya pergi.
Jeongin hanya bisa tersenyum pasrah. "Berbahagialah, Hyung, Hyejung."
"KENAPA KAU TIDAK MEMBANGKITKANNYA?!" Attila berteriak pada La Mort yang sudah menitikkan air matanya sedari tadi.
"Tidak bisa, Azure sudah pernah dibangkitkan. Dia tidak akan bisa kembali lagi."
"Omong kosong!" Attila mencoba menghampiri altar, tapi La Mort dan Maurix menahannya.
"Biarkan dia beristirahat Attila!" bentak Maurix padanya.
Memang, terlihat Attila yang sangat tidak bisa menerima kematian Azure. Mereka terhubung tujuan dan dendam yang kemudian mengikat menjadi persaudaraan. Termasuk bagi La Mort dan Maurix.
"Mereka akan bahagia, disana."
Perlahan, kelopak mawar hitam itu beterbangan mengelilingi dua tubuh yang telah ditinggalkan jiwanya.
Mengubah perlahan tubuh itu menjadi kelopak merah darah yang ikut beterbangan mengikuti angin malam.
"Sampai jumpa, Ibu, Alta."
"Sampai jumpa! Ibu! Kami akan menunggumu! Jeongin juga!"
Lirih tangis, ia tak bisa menahan.
Sampai kapanpun,
Takdir selalu bermain dengan pahit dan luka.
Cinta yang takkan terbalaskan, tlah pergi untuk selamanya,
Berpadu kasih dengan bintang yang berpendar di langit sana.
"Saranghae, Lee Hyejung."
- Scarlet -
Tamat? Gilaa akhirnyaa 😂😭😭😭 maaf kalo endingnya ga ngenaa 😭😭 maafff 😭😭😭
Makasih banyak buat kalian yang udh baca, vote, juga comment 😂😂😭 aku seneng banget buat semuaa 😭😭 THANKS A LOT FOR EVERYTHINGS READERS TERCINTAAA 😭😭😂😂😂😂😂😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
✗。MATE - SCARLET.
Fanfictionmengikat perjanjian darah dengan vampir-atau- menyerahkan kehidupan pada iblis? (editing on process)