Perlahan tapi pasti, kelopak mata gadis itu terbuka. Diterpa sinar mentari pagi yang masuk melewati celah jendela kamarnya.
Ia mencoba mendudukkan dirinya, sambil mengusap matanya pelan ia mengedarkan pandangan mencari sosok yang selalu ia pikirkan belakangan ini.
Tapi nihil, Demon itu tak ada disana. Setelah kesadarannya terkumpul, ia berlari ke luar kamar dan kembali mengitari setiap ruangan mencari Hyunjin.
"Hyunjin? Kau dimana?!"
Satu teriakan,
"Hyunjin?! Kau pergi kemana?!"
Dua teriakan,
"HYUNJIN!? KA--"
"Aku disini."
Belum selesai, teriakannya sudah terpotong ucapan Hyunjin yang tiba - tiba memeluknya dari belakang. Meletakkan kepalanya di sebelah pundak si gadis,
"Kau tak ingin aku pergi?"
"Sudah kubilang jangan pergi kemanapun. Kenapa kau menghilang lagi?"
"Demon juga mempunyai tugas, Nona."
"Tugas?"
"Menyelamatkan para jiwa yang tersiksa dunia."
"Seperti aku?"
"Hm, hampir sama tapi berbeda. Kau lebih istimewa."
"Kukira iblis sepertimu tak bisa mengatakan hal yang seperti itu."
Hyejung tertawa. Ia menarik Hyunjin ke dapur.
"Oh, untung waktu itu aku membeli beberapa bahan makanan."
"Apa itu masih bagus untuk dikonsumsi?" tanya Hyunjin yang duduk sambil memperhatikan gadis itu.
"Tentu saja. Memang kenapa?"
"Aku tidak masalah makan atau tidak. Tapi, kau? Lebih baik belanja yang baru."
Gantian Hyunjin yang menarik Hyejung. Tentu saja gadis itu terkejut, ia belum mandi!
"Ya! Ya! Aku belum mandi!"
"Ck, yasudah sana mandi. Jangan lama, nanti mataharinya semakin panas."
"Kau tidak tahan matahari? Kan bisa pakai kekuatan teleport mu."
"Bukan tidak tahan, menyebalkan berlama - lama dibawah matahari. Tidak! Aku ingin menghabiskan waktu denganmu tanpa memakai kekuatan apapun."
"Tapi kan jadi lebih cepat--"
Hyunjin menyudutkan Hyejung, ia membuat gadis itu merapatkan tubuhnya ke dinding. Wajah Hyejung memerah karena tepat dihadapannya wajah Hyunjin berada.
"Cepat bersiap. Lakukan dengan cepat, Nona. Atau--"
Hyejung buru - buru mendorong wajah Hyunjin. Sedangkan iblis itu malah tertawa. "Cepat, eoh. Nona Iblis."
Hyejung hanya mengangguk, buru - buru ia berlari ke kamar dan masuk ke kamar mandi.
"Setidaknya sampai waktu itu tiba."
- Scarlet -
Di aula kerajaan itu sudah terisi para Vampire Knight dan Undead pilihan Austrin.
Mereka sudah bersiap dengan senjatanya untuk melawan legiun lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✗。MATE - SCARLET.
Fanfictionmengikat perjanjian darah dengan vampir-atau- menyerahkan kehidupan pada iblis? (editing on process)