LMTF » 18

1.7K 323 16
                                    

Yang anak rantau siap-siap kangen mama sama papa ya T.T

Semingyu yang lalu di kamar rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semingyu yang lalu di kamar rumah sakit.

Yasa hanya menghela napas melihat putri bungsunya yang tengah berada di pelukan sang Bunda. Irene terlalu memanjakan anaknya yang satu itu.

Yasa sendiri tidak mengerti berasal dari mana sifat congkak, dan suka menindas yang ada di diri Yeri. Seingatnya dulu, ia tidak seperti ini. Begitu pula dengan Irene yang terkenal ramah dan memiliki banyak teman.

Terkadang, Yasa heran dengan sifat Yeri yang sangat bertolak belakang dengan Danu yang tenang sepertinya. Yeri ini dapat gen aneh-aneh dari mana?

"Jadi, mau kamu apa?" Yasa duduk dikursi yang letaknya persis disamping ranjang Yeri dan menatap gadis itu dengan lengan yang terlipat di depan dada.

"Pa, udah jangan mulai!" Irene masih mengelus rambut Yeri.

"Ininih, yang bikin kelakuannya Yeri jadi gak wajar." celetuk Yasa yang langsung dihadiahi tatapan mengerikan dari Irene. "Mah jangan gitu. Mamah tau sendirikan gimana kelakuan Yeri?" Yasa yang merasa sedikit takut dengan tatapan mengintimidasi dari Irene itu memilih memalingkan mukanya untuk sesaat.

Kini gantian Irene yang menghela napas. Benar apa yang dikatakan suaminya. Ia terlalu memanjakan Yeri. Ah, ia dulu memang sangat menginginkan seorang anak perempuan setelah Danu lahir ke dunia ini.

"Yer, kamu bisakan rubah sikap kamu?" Irene bertanya sembari mengelus rambut pirang Yeri yang terurai panjang itu.

Yeri hanya terdiam. Merasa ragu dengan isi hatinya. Ingin menjawab namun mulutnya masih cukup lengket hanya untuk mengatakan 'bisa'.

"Rubah sikap gak akan ngerubah segalanya." perkataan Yasa itu membuat Yeri dan Irene memandangnya. "Disini masalahnya sudah rumit. Ren. Mah. Mah. Jangan pandang aku seperti itu!" Yasa memutarkan kepalanya dan menggaruk tengguknya, sebab pandangan Irene yang mendadak berubah layaknya singa kelaparan.

"Ini demi kebaikan Yeri. Anak kita!"

"Tapi jangan diungkit-ungkit masalah yang lalu, Pa!"

"Mah, tanpa masa lalu kita gak bakalan mengerti apa yang namanya rasa sakit." kini Yasa berjalan mendekat kearah Irene dan Yeri berada. Duduk dipinggiran ranjang dan ikut mengelus rambut Yeri bersama dengan jemari Irene.

"Cabut beasiswa, melukai seseorang. Apa Papa sama Mama pernah ngajarin kamu kayak gitu?" kepala Yeri menggeleng dengan titik-titik air mata yang menetes. "Berkali-kali Papa bilang, jaga sikap kamu. Papa gak pernah permasalahin berapa nilai kamu. Papa hanya mau kamu bersikap yang baik, Nak."

Lagi Yeri menganggukan kepalanya. Irene memandang Putrinya iba, tapi mau bagaimana lagi. Ia tidak mungkin membuat suaminya marah-marah melemparkan segala hal yang ada disini. Yasa yang wibawa, Yasa yang tegas, dan Yasa yang menyayangi anaknya, itu beberapa hal yang cukup untuk melengkapi hari Irene.

Lifestyle : Missing The FashionistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang