Aku hanya berjalan menyusuri tiap sudut kamar gelapku.
Menikmati setiap kegelapan yang meraba.
Menghabiskan waktu berteman dengan hitam dan abu-abu.
Mendengar dongeng seorang pria yang tak tau diri yang meminang seorang putri.
Hingga terheran membaca dongeng seekor tupai yang meyakini dirinya adalah seekor singa.
Semua telihat sangat jelas.
Namun ada sebuah pertanyaan yang muncul ketika dawai harmonika merasuki otaku.
"Bisakah kau memberi warna pada kamar gelapku ini ?" ujarku kepada sesosok sinar yang mencoba masuk lewat sela-sela tirai yang selalu tertutup rapat.
Ia tidak menjawab, hanya gemulai tirai yang dibelai hawa.
Kucoba melihat dari pintu sebelah timur yang terkunci rapat, penuh dengan coretan tinta jahat.
Jam dinding pun tak hentinya berdetik, memperlihatkan muka sedihnya.
Hingga Ku tergeletak tak sadarkan diri diujung gelap kamarku seusai melihat tumpukan kaset bekas yang berdebu.
Kaset bekas yang berdebu.....
KAMU SEDANG MEMBACA
PROSA SENJA
FantasySemua sajak dari buku ini dilandasi oleh mimpi, jadi saat saya bermimpi di pagi hari itu saya coba menjabarkan kejadian aneh dan pesan tersirat yang ada di mimpi saya .. Saya coba menterjemahkan apa yang sebenarnya terjadi dalam otak saya selama ini...