Titik terendah

443 8 3
                                    

Abah, anakmu gelisah.
Tak bisa menjalankan amanah.
Lengah dan hilang arah.
Bah, pipiku basah hatiku terbelah.
Aku tak betah.
Aku ingin berubah menjadi bocah.
Lalu enyah!
Ku sudah tak bergairah.
Imanku goyah.
Oleh sebuah desah yang bedebah.
Abah, Aku gundah.
Ia datang hanya untuk menjarah.
Aku lemah, tak gagah.
Abah, Apa aku sudah kalah ?
Masihkah bisa berbenah ?
Merasa seperti batu bongkah.
Tidak genah.
Tak bersilsilah.
Inikah cinta yang mentah ?
Yang akan musnah penuh darah ?.
Seolah pecah, patah, punah.
Menimbulkan resah yang tak kunjung sudah.
Aku tak ingin serakah, aku hanya ingin kamu singgah.
Apa itu susah ?
Aku coba tabah, menunggu titah.
Meski tersiram timah, terserahlah!
Aku hanya ingin melihat sesosok wajah.
Kutakan menyerah.
Walau bersimbah darah dan nanah.
Aku tetap melangkah, meski kakiku patah.
Aku akan memapah, singgah kembali kerumah.

-bmpl-

PROSA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang