Menitih diri beserta kakang kawah adi ari ari.
Melacak dan mendapati sebuah warung kecil tempat mengkulak pangan sehari hari.
Patik menitih diri dari sebuah titik yang tak di ketahui.Prahara ini mengarahkan diri, beranjak menelusuri setiap pedalaman kota tua yang mulai padam nyawa.
Menitih diri tanpa tanya.
Hingga mendapati paya yang lega.
Beredar mencari warung pangan yang selalu menjadi tempat ramanda
Meranggu tiga kali sehari.
Kemudian kakang kawah adi ari ari memberitahuku tentang sebuah warung milik randa paruh baya yang berada di madya paya.
Patik pergi, menitih diri.
Alhasil telah kudapati.
Titik yang selama ini patik cari.
Ramanda, patik kembali dari semedi.
Hadir di warung pengkulak pangan dengan bungah hati.
Ku pandangi satu persatu para pelanggan di warung pangan itu.
Tak lama alhasil kutandai seorang berambut pendek rapi dengan sandang bermotif kotak yang sedang meranggu nikmat di sebelah jendela sembari menikmati keindahan persawahan.
Kakang kawah adi ari ari coba menyapa orang itu.
Ia menoleh, asing nampak rupanya.
Lalu patik coba sapa, senyum nampak wajahnya.
"Putraku" ucapnya.
"Ramanda, patik sudah kembali dari semedi".
Serentak mengabaikan meranggunya dan memagut erat badanku."Ramanda patik sudah kembali".
-bmpl-
Nb:
cerita diatas hanyalah ungkapan hati kerinduan yang sangat dalam seorang anak kepada ayahnya yang sudah lama tidak bertemu Karena perantauan yang memisahkan jarak antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROSA SENJA
FantasySemua sajak dari buku ini dilandasi oleh mimpi, jadi saat saya bermimpi di pagi hari itu saya coba menjabarkan kejadian aneh dan pesan tersirat yang ada di mimpi saya .. Saya coba menterjemahkan apa yang sebenarnya terjadi dalam otak saya selama ini...