Menunggal

244 10 1
                                    

Kemarilah, menuju peluapan kegelapan dan menenggelamkanku.
Dimasa depan akan terasa sepi, tak berarti dan keruh.

Apa kau tak ingat, dengan kencana yang mengantarkan kita ke sebuah tempat asing.

Kau bercerita tentang suatu masa, kala ragamu tak lagi menunggal.
Kemudian memandang sengsara yang amat dalam.

Dalam sisi gelapmu nampak sesosok laksmi.
Apa kau tak bisa melihat dengan sepasang mata yang terbuka tersebut ?.

Pekik malaikat yang Melandai meresap dalam inti pekikan yang tidak pernah ia dengar lagi Tampaknya.

Meskipun aku mendengarnya.

Tatkala menyeru padaku dengan remuk redam "tahan kebisingan ini lagi, agar kita bisa melihat kembang api saat purnama esok".

air mata yang bercucuran pada akhirnya tidak melahirkan kesedihan sama sekali.
meskipun pada awalnya aku merasakannya.

aku dapat menyaksikan seluruh penderitaan yang hadir dan bersarang, melalui segala kesedihan yang tak bisa ku pulihkan.
Meskipun kau bersikeras untuk  mengubahnya menjadi kelembutan.

Aku mohon, jika kau mendapati sebuah kegundahan yang berkelanjutan, aku hanya ingin kau membaginya denganku.

akan kulakukan.
apapun untuk  kebahagiaanmu.

-bmpl-

PROSA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang