Persekutuan pagi buta petang aglutinasi.
Tanpa adanya agresi.
Keduanya beraksi, membentuk kolaborasi akulturasi.
Usah alotkan ambisi.
Coba negosiasi dengan hati, jangan membengisi.
Ia hanya berdeklamasi.
Bukan sebuah delusi.
Untuk sebuah afeksi tanpa abrasi.
Pagi buta berdiskusi, senja ejakulasi.
Mengevaluasi hal fiksi.
Tanpa ada frustasi.
Mungkin tak mau hypertensi.
hanya sekedar ilusi dan ilustrasi.
"Senja? apa itu sebuah inovasi ?
Atau malah sebuah interogasi?"
Ujar pagi buta interupsi.
Ia terisolasi, memonotonkan fikiran tak berisi.
Tanpa edukasi dan sebuah kompetensi.
Hanya sebuah kontribusi.
Untuk sebuah hati yang kontradiksi.
Namun ia terus bermediasi.
Negosiasi untuk sebuah navigasi.
Sebuah toleransi.
Menghindarkan dominasi dengan sebuah orientasi.
Mengimbangi kejahatan populasi, dengan ketepatan porsi.
Yang akan berpotensi menumbuhkan prestasi.
Apa perlu populasi ini di rehabilitasi?
Atau ingin sebuah reformasi?
Bahkan aku tak punya reputasi untuk mendominasi.
Ini hanya puisi radiasi, tak berniat memprovokasi ataupun merampasi.
Cobalah merelaksasi dengan toleransi.
jagad terus berotasi, mahluk juga berenkarnasi.
apa tak ingin introspeksi?
Aah populasi!
Hanya berjibaku dengan televisi.
Lalai tradisi.
Memang ini variasi, tapi popoulasi tak sadar dengan turbulensi.
Aku hanya memprediksi.
adakah vaksinasi toleransi?
Rasanya aku ingin mengungsi.
Iri! Dengan spasi senja pagi yang terkoordinasi.
Apa populasi perlu berekreasi?
tukang persekusi!-bmpl-

KAMU SEDANG MEMBACA
PROSA SENJA
FantasySemua sajak dari buku ini dilandasi oleh mimpi, jadi saat saya bermimpi di pagi hari itu saya coba menjabarkan kejadian aneh dan pesan tersirat yang ada di mimpi saya .. Saya coba menterjemahkan apa yang sebenarnya terjadi dalam otak saya selama ini...