Dongeng kehidupan

520 8 0
                                    

Nyala lilin dan bayangnya terangkum dan terpantul dari kaca, terkoreksi kembali saat ia mendengar sebuah kabar burung tentang kesehatan ayahnya.
Dititahkannya sebuah amanat kepadanya.
Beranjaklah ia.
Dengan disertai keris dan gada.
Disertai asa.
Disertai rasa.
Dosertai doa.
Dan disertai hamba.
Beranjaklah mengarungi bengawan menitih fusta.
Cerai berai fusta di koyak buaya.
Hancai tak sempuras.
Sirna keris dan gada.
Kencang,kilat,pesat.
ia berlarat-larat terhempas arus bengawan.
Catu raga.
Terlihat sosok pengampu mengamankan raganya.
Menolongnya.
Sadarlah ia akhirnya.
Wasiat pengampu di dengarnya.
Teguh niatnya dan segera pergilah ia kesebuah curug yang ada dalam wasiatnya.
Bergegaslah ia.
Didapatinya di tengah pengembaraan  sebuah ngarai yang begitu dalam.
Dikeluarkanlah sebuah azimat sakti madraguna.
Bergetar semesta.
Menjadikan ujung ngarai bertemu dengan tanah yang lainnya.
Landai.
daratan rakau yang buas menjadi reda.
Berlalulah.
Sesudahnya ia menemukan curug yang dimaksut dalam wasiatnya.
Masuklah ia kedalam curugnya.
Mengambil sebuah periuk berwarna jingga.
Kemudian bergegaslah ia menyelesaikan pengembaraannya.
Kembali menuju kesultanannya.
Melewatilah beberapa kuria marga.
Satu persatu ia lewati sudah.
Membawa sebuah asa untuk kewarasan ayahnya.
Tibalah ia di salah satu kuria marga yang sangat bedebah.
Berbangsakan lelembut sialan.
Berwujud perempuan dengan leher panjang, paru lebar keluar dari dada, perempuan tanpa kepala yang suka tertawa.
Bersembunyilah ia di salah satu gubuk warga.
Dengan periuk yang di bawa di pinggulnya.
Ia kebingungan diserbu lelembut sialan.
Keris dan gada pun telah sirna di bengawan.
Keluarlah wahyu dari awang awang.
Ia siratkan tirta kehidupan pada lelembut sialan.
Sirna kutukan.
Pecah periuk tersambar kirana.
Ia enyah dari kuria marga yang dibangsai lelembut sialan.
Menenteng pecahan periuk sisa tirta.
Menetes di setiap pengembaraan.
Jatuh menjadi penghidupan semesta.
Tersisa sedikit untuk ayahnya.
Sampailah ia.
Meminumkan tirta kepada ayahnya.
Bercahaya raganya.
Enyah semua duka.
Embun jiwa menghidupkannya.
Mengembalikan kewarasannya.
Menjadi penghidupan di setiap tetesnya.

PROSA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang