Chapter 3

7.6K 571 90
                                    

.

.

***
.

.

Paginya.

Luhan mendapati dirinya dalam pelukan lengan kokoh kekar milik Sehun. Dengan benci yang semakin besar, Luhan melepas kasar pelukan Sehun ditubuh polosnya, dia tidak perduli pria itu terbangun nantinya. Karena pria yang bertelanjang dibalik selimut itu adalah pria kejam yang sudah merengut paksa kehormatannya.

Dengan mengambil selimut lain yang berada diatas nakas ranjang besar miliknya. Luhan melilitkan tubuh polosnya dengan mempertahankan wajah bengisnya ditengah kehancurannya.

Luhan berdiri dari duduknya, kemudian menggigit bibir bawahnya ketika merasakan perih dari area wanitanya.

Tes!

Dia tidak menyangka rasanya bisa sesakit ini. Dengan perlahan kaki mungilnya bergerak meninggalkan kamarnya menuju kamar kosong lainnya untuk menenangkan dirinya.

Sehun membuka mata tajamnya begitu wanita yang sudah dia miliki semalam pergi begitu saja.

Menghela napas pelan, Sehun juga bangun dari tidurnya, kemudian menatap beberapa noda darah disprei. Dia tidak yakin, dia sudah meniduri wanita angkuh itu. Apalagi dia menyetubuhi Luhan dengan gairah yang tidak pernah putus.

Sedikit bersalah menyusup kehati Oh Sehun, tapi dia langsung membuangnya. Hell, baginya itu sudah kewajiban Luhan melayaninya. Ck, Sehun mencari pembelaan sendiri, guna mengusir rasa bersalah itu.

.

.

.

Luhan membasuh seluruh tubuhnya, apa yang dilakukan Sehun padanya masih teringat jelas diingatannya, meski pria itu melakukannya dengan lembut tapi dia masih merasa jijik. "Bajingan...!!" geram Luhan marah, air matanya terbendung.

Kata kata Sehun masih terngiang diingatannya. "Sungguh aku bangga, aku yang menjadi yang pertama." Luhan masih ingat dengan jelas wajah Sehun yang menatapnya sinis.

Luhan menangis juga akhirnya, tangisan ketakutan disaat kenangan itu muncul lagi, kejadian disaat dia masih studi di Amerika. Luhan yang pulang larut malam dari perpustakaan umum 24 jam, dan dalam perjalanan ke apartemennya, Luhan tidak tahu di incar para preman yang berjumlah tiga orang. Para preman itu menangkapnya dari belakang, dengan membekap mulutnya, kemudian menyeret paksa ke gang sempit, lengang dan cukup gelap. Disitulah dia dilecehkan. Satu orang menahan kedua tangannya, satu orang lainnya memegang lengan kakinya agar berhenti bergerak. Dan satu lagi sibuk mencumbuinya.

Luhan berteriak dengan histeris meminta pertolongan.

Begitu dia berteriak, Luhan mendapat tamparan beberapa kali diwajahnya hingga merobek mulutnya dan mengeluarkan cairah merah dari bibirnya, luka lainnya adalah kedua lengan tangan dan kakinya juga membiru, dan Luhan mendapat luka cakar ditubuhnya karena perobekan kasar kemejanya. Beruntung nasib Luhan cukup baik, tanpa disangka polisi yang berpatroli malam datang menolongnya.

Kegadisan Luhan masih bisa diselamatkan. Preman itu masih menjamah area wajahnya, dan belum sempat melakukan tindakan lebih jauh padanya.

Kejadian itu benar benar membawa dampak buruk bagi kondisi psikis Luhan. Luhan adalah gadis yang selama ini tinggal lingkungan yang aman dan terjaga, kegiatannya hanya berkecimpung dengan buku, dan dunia  pendidikan. Semua aktivitasnya hanya berotasi di tempat yang sama, di rumah dan di sekolahnya. Ketika dia mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan, itu membuatnya terguncang dan syok.

CEO & I || HunHan || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang