Chapter 13

6.6K 644 221
                                    

.

.

.

"Luhan, aku harap untuk kedepannya, kita bisa seperti ini. Berdua saling berbagi kehangatan. Saling berbagi cerita.. saling mendukung.."

Mendengar itu Luhan tersenyum pahit, hatinya menggeliat tidak nyaman bila Sehun melanjutkan rancangan untuk masa depan mereka. "Maaf..." guman Luhan dalam hatinya.

"Untuk itu, aku berdoa, kebahagian akan selalu menemani kita, apalagi ditambah kehadiran bayi diantara kita." Sehun terus bercerita sambil membayangkan sosok lucu hadir diantara mereka.

Hati Luhan makin teriris mendengarnya. Luhan semakin mengeratkan genggaman tangannya dikaus depan Sehun. "Jangan bicara lagi, aku mohon." Batin Luhan.

"Luhan, kita akan mewujudkan semuanya, aku harap keinginanmu juga sama dengan keinginanku..."

Mata Luhan sudah mulai memanas, bagaimana dia tidak hampir menangis, apa yang dia dengar semua hanya kesakitan baginya, dan Sehun.

"Maaf..." hanya itu yang terucap dihati Luhan.

"Sehun..." Luhan sengaja mengalihkan topik pembicaraan mereka. Bagaimanapun dia tidak kuat mendengar semuanya apa yang terlontar dari bibir Sehun.

"Hmm..?"

"Aku mengantuk..."

Sehun terkekeh.. "Baiklah sayang,.. kita akan tidur."

Sehun langsung melonggarkan pelukannya, dan membantu Luhan merebahkan dirinya, kemudian disusul olehnya. Sehun menarik Luhan kedalam pelukannya. Mengusap sayang punggung isterinya.

Sehun menyempatkan memberikan kuluman manis dibibir Luhan.

Dalam keresahannya, Luhan tidak bisa menikmati cumbuan yang disematkan suaminya.

Jangan benci aku, jika aku tetap melepasmu padanya.

.

.

.

Prang

Pengasuh Han terlonjak kaget mendengar suara nyaring dari arah dapur. Dia langsung bergerak keluar kamarnya.

"Suzy!" pekiknya cemas.

Suzy sedang memunguti pecahan kaca yang dibuatnya sendiri. "Kau apa yang kau lakukan sayang.. jika kau ingin sesuatu minta bantulah pada Bibi.."

Suzy tersenyum manis pada bibi Han yang ikut mengutip pecahan kaca tersebut. "Gelasnya tiba tiba tergelincir dariku bibi.."

"Bibi tahu kau sedang memikirkan Sehun, bukan?.."

Darahnya membeku.. Suzy tidak dapat mengelak. Rindunya sudah menjerit, membludak pada pria itu, namun dia tidak dapat menutupi rasa yang lain menyerangnya. Rasa takut...

Begitu banyak pikiran buruk bersarang diotaknya mengacaukannya, hingga fokus dirinya berantakan beberapa terakhir ini. Ini bukan pertama kali Suzy menjatuhkan barang pecah belah dari tangannya, ini untuk ke empat kalinya. Jadi tidak heran bibinya langsung menangkap keresahan serta kegelisahan Suzy.

Suzy tertunduk lesu. "Bibi, aku takut dia tidak ingin bertemu lagi denganku, aku takut dia sudah tidak mencintaiku lagi, dan aku takut dia sudah berpaling dariku." Suzy mengatakan itu dengan ekspresi kosongnya.

Bibi Han bingung harus berbuat apa apa untuk memulihkan rasa ketakutan Nona mudanya. "Kau harus percaya pada nona Luhan."

Suzy menggeleng kecil. "Itu tidak memberikan jaminan untukku, bi."

CEO & I || HunHan || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang