..
.
Luhan terpaku, menatap Sehun. "Nama putri kita, Haeryn." Angguk Sehun..
"Haeryn.."
"Kau tidak keberatan aku menamai putri kita dengan nama ibunya?."
Luhan menunduk sejenak, memandang sang putri yang masih mengemut putingnya. "Kenapa harus mengambil nama ibunya, dan kenapa bukan nama dari keluargamu, maksudku, ibumu?" ucap Luhan sepelan mungkin agar Sehun tidak tersinggung.
Sehun tidak menjawab sehingga menarik perhatian Luhan. Luhan menoleh pada Sehun. "Sehun, apa tujuanmu? apa kau sudah memaafkannya?."
Tersenyum sejenak sebelum menjawab pertanyaan Luhan, "Aku juga tidak tahu kenapa aku bertindak demikian.."
"Kau sudah memaafkannya..." ujar Luhan lalu mengeluarkan puting susunya, dan sebelum berganti kepayudaranya yang satu lagi, Luhan terlebih dahulu membuat putrinya bersendawa dengan mengangkat tegak lurus.
Sehun tertegun sejenak setelah Luhan mengatakan itu. "Apa aku salah memaafkannya."
Luhan yang sedang mengeluarkan payudaranya yang satu lagi, menoleh sepintas pada Sehun, "Tidak," senyum Luhan lembut, lalu perhatian matanya tertuju lagi pada putrinya yang sudah kembali menyusui. "Aku hanya tidak menyangka, kau bisa memaafkannya."
Memejamkan matanya sesaat , mengeluarkan satu desahan mirip kelelahan, Sehun memberikan anggukan ringan setelah itu. "Bagi siapapun punya kesempatan untuk dimaafkan..., sepertimu, kau juga memaafkan kesalahan Suzy." lanjut Sehun seraya mengangkat sedikit bahunya, acuh.
Luhan menatap Sehun, "Sebesar apapun kesalahannya, kau begitu mudah memaafkan Suzy." Lanjut Sehun seakan menjawab sorot pertanyaan isterinya.
"Apa kau sedang belajar dari pengalamanku..." gurau Luhan.
"Hm... seharusnya kau menghukumnya.."
"Sehun..." Luhan menegur sembari menggoyang pelan kepalanya.
Sehun terkekeh kecil, dan sebelum beranjak dari sana, Sehun mengecup pipi putrinya yang sudah kembali tertidur. "Kau mau kemana?" tanya Luhan setelah melihat suaminya bergerak keluar dari kamar mereka.
Sehun berhenti diambang pintu, menoleh pada raut bingung isterinya, "Ke kamar atas, selesai Haeryn menyusui, susul aku ke sana."
"Untuk apa aku ke sana? aku tidak bisa meninggalkan Eryn."
Sehun mendecak, "Luhan, Eryn sudah tertidur, aku akan memanggil bibi Lee untuk menjaganya."
"Sehun.."
"Tidak ada bantahan Luhan, aku menunggu di sana." ujar Sehun sambil berlalu.
Luhan menautkan alinya heran, kenapa Sehun mendadak menyuruhnya ke sana.
"Papamu selalu bertindak sesukanya."
.
Luhan memasuki kamar mereka yang sudah tidak ditempati sejak kandungannya berusia lima bulan. Tidak menutupi aliran rindunya, Luhan ingin kembali tidur di sini.
Luhan berjalan ke lemari pakaian khusus suaminya, mengambil satu lembar kaus dan celana potong, beserta celana dalamnya.
Menutup pintu lemarinya, Luhan tersenyum pada suaminya yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya.
"Oh Kau sudah datang." Sehun sedikit terkejut.
"Hm..." angguk Luhan melangkah ke tempat tidur, menaruh pakaian Sehun diatas ranjang,
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO & I || HunHan || Completed
FanfikceBeberapa Chapter di Private ✔🔞 Karena tujuan tertentu, Xi Luhan seorang CEO, terpaksa menculik Oh Sehun jadi pengantinnya. "Aku ingin menghancurkannya, tapi aku yang mendapatkan kehancuran." (Os) Hunhan slight Kaisoo/Chanbaek. Gs Fanfiction. Rate T...