Chapter 24

10.2K 664 69
                                    

.

.

.

.

.

Pagi menjelang, dan waktu akan selalu terasa kurang bagi pasangan ini, karena kebanyakan waktu yang dilewati hanya dipakai untuk bekerja, terutama bagi Sehun.

Luhan terbangun masih dipelukan hangat suaminya, diatas sofa yang cukup menampung tubuh mereka. Tidur disofa lumayan nyaman apalagi tertidur sedekat ini dengan suaminya. Memandangi tidur Sehun, gurat kelelahan masih terlalu kasar tergambar dipermukaan kulit wajah Suaminya. Pagi ini Luhan ingin Sehun istirahat total saja, untuk sementara dia yang akan ke kantor.

Membuka Lilitan pelukan lengan Sehun, gerakan terpaksa terhenti begitu merasakan sesuatu yang menyengat dikulitnya ketika tanpa sengaja bersentuhan dengan kulit Sehun.

Luhan langsung menancapkan punggung tangannya didahi suaminya, kemudian berpindah kelehernya.

"Kau demam..."

Segera, Luhan bangun dari tidurnya, kemudian turun hati hati dari sofa. Selepas itu Luhan langsung ke dapur mengambil air hangat, dan sarapan untuk Sehun.

Begitu balik dari dapur, Luhan sudah menemukan Sehun terbangun, "Sehun..."

Sehun yang sedang mengurut leher belakangnya, menoleh. "Kau tidak usah ke kantor, kau istirahat. Sekarang kau pindah ke tempat tidur. Aku harus mengompresmu, panasmu tinggi, Sehun." Ujar Luhan panjang lebar.

"Aku baik, ini hanya demam biasa." senyum Sehun.

Luhan menggeleng pelan, meraih lengan Sehun, memaksa berdiri, "Kau harus istirahat, jangan membantah..." Ucap Luhan tegas.

Sehun terpaksa mengikuti kemauan isterinya begitu Luhan menggeretnya ke tempat tidur. Luhan membantu suaminya duduk bersandar dikepala ranjang.

"Luhan, aku masih bisa mengurus diriku sendiri."

Luhan menolak protesan Sehun, "Kau ini, seharusnya kau mendengarkan aku, kau tahu enam hari lagi adalah pernikahan Chanyeol dan Baekhyun, kau harus sembuh sebelum hari pernikahan mereka." Luhan mengaduk ngaduk buburnya sebelum menyuapkan pada suaminya.

Sehun mendesah lelah lagi, "Sekarang kau makan..." Luhan menyodorkan sendoknya, namun Sehun memandang datar padanya, belum membuka mulutnya.

"Kau tidak mau makan?"

"Aku bisa makan nasi biasa sayang."

Luhan jauh lebih keras memaksa Sehun untuk memakannya. "Bukankah kau mengatakan kalau kau sakit, aku adalah perawatmu. Jadi kau harus patuh padaku."

Sehun tertawa jadinya mendengar nada perintah Luhan. Sehun mengangguk, lalu mengambil alih sendok sekaligus mangkoknya dari tangan Luhan. Luhan melotot kaget, "Sehun.."

"Biarkan aku makan sendiri...oke." Sungguh demi apapun, Luhan sudah tahu dia bukan tipe suami manja, kenapa Luhan memperlakukannya seperti bocah lagi.

Luhan memandang dengan senyum leganya. "Kau tidak usah ke kantor, aku saja mengambil alih tugasmu sepanjang kau sakit."

Sehun meminum air mineralnya. "Tidak, aku punya sekretaris, dan aku akan meminta Chanyeol yang menangani pekerjaanku di kantor."

"Tapi Sehun.."

Sehun menaruh gelasnya ke nakas sampingnya, "Kau harus tetap merawatku sampai sembuh, ok."

Luhan tertawa kecil, lalu merebahkan dirinya dipelukan suaminya. "Bukankah, tugasmu belum selesai."

CEO & I || HunHan || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang