Chapter 18

7.3K 693 132
                                        

.

.

.

.

.

"Karena kau yang memulainya, Suzy."

"Kau ingin...meng...!!"

"Aku belum selesai bicara!!,.." potong Luhan cepat, Napasnya sudah tidak stabil. "Dan jika tujuan mu tidak tercapai.., maka.." bening mata rusa itu berubah dingin.

Suzy tidak tahu apa ini awal dari kekalahannya kembali.. tapi Sorot mata Luhan sangat serius.

"Maka, janjiku padamu..., SELESAI."

Tanpa menunggu reaksi Suzy, Luhan segera pergi dari sana, meninggalkan Suzy dalam kekalutannya.

Tangan Suzy gemetar menggenggam gelas minumannya, kegelisahan mulai memakan ketenangannya, sehingga dia tidak bisa lagi mengkondisikan dirinya.

Itu bukan sekedar ancaman, Luhan sedang menantangnya.

.

.

.

Emosi Luhan masih terasa, dia masih sulit mempercayainya, anak semanis Suzy, orang yang sudah dianggapnya sebagai saudaranya berubah menjadi musuhnya. Luhan tidak menyangka akan membenci orang yang disayangi.

Sebelum masuk ke mobilnya, Luhan mendapatkan panggilan dari Chanyeol.

"Halo..."

(...)

Luhan memijat pelipisnya setelah mendapatkan laporan dari pengacaranya. "Aku akan segera mengatur pertemuan dengannya, ..."

(....)

"Aku akan menanganinya..., terimakasih, oppa..."

Sebelum masuk ke mobilnya, Luhan menghembus napasnya dalam dalam. Sehun, hampir merusak kerja-samanya dengan Kris. Perbuatan Sehun benar benar diluar batas.

Tidak bisa dimaafkan.

Suaminya itu sudah bertindak gegabah, tidak bisa berpikir panjang, dan tidak mempertimbangkan, apakah nanti perbuatannya itu akan beresiko besar.

Kadang Luhan tidak paham, kenapa otak cerdas Sehun selalu berpedoman pada emosinya.

Beruntung, Kris tidak melapor kejahatan suaminya ke polisi.

Luhan mencari kontak Kris diponselnya, dan Sebelum menghubunginya, Luhan menghembus napas tegang. Semoga Pria ini masih bersedia bertemu dengannya.

"Tuan, Kris..."

.

.

.

Kris membungkuk rendah tubuhnya begitu berhadapan dengan Luhan. Dan hal ini membuat Luhan terkejut, "Tuan, apa yang anda lakukan?" Luhan langsung berdiri dari tempat duduknya, menegur dengan mimik wajahnya sungkannya.

Mereka bertemu di kafe.

"Aku benar benar lancang pada anda..." ujarnya merasa bersalah...

Luhan merasa tidak enak.. "Ini bukan kesalahan anda sepenuhnya,..." senyum Luhan ramah.

Meskipun sudah mendapatkan ampunan dari sang wanita dicintainya, Tapi itu belum bisa melunturkan rasa bersalahnya. "Silahkan duduk, tuan Kris." Suruh Luhan lembut.

Kris mengangguk, dan mengambil tempat duduknya didepan Luhan, demikian juga Luhan. "Maaf atas perbuatan suamiku, kau mendapatkan perlakuan buruk.." Luhan menunduk sedikit kepalanya sejenak, sebagai permintaan maaf-nya mewakili suaminya.

CEO & I || HunHan || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang