*4*

144 16 0
                                    

"Tapi, anda tidak boleh berlebihan seperti itu! Lihat akibatnya!? Mingyu masuk Rumah Sakit. Kalau sampai nyawanya hilang? Anda mau masuk Penjara?"

Jelas gue lagi.

Capek urat gue marah-marah mulu.

Cepet tua, kan sayang belum nikah juga.

"Ya, ampun. Perhatian banget sih, sayangku ini."

Lah,apa-apaan ini?

Kenapa dia malah kearah sana mikirnya?

BUKANYA MENYESAL MALAH BIKIN KESAL!

Lihat tingkahnya yang megang pipi sendiri kek gue lagi liat ponakan cewek gue yang umurnya 5 tahun.

"Saya tidak pernah bilang perhatian ke ANDA."

Sanggah gue sebelum tuh anak berimajinasi terlalu tinggi, kan berabe.

"Ga usah malu, ahk."

Malu?

"Terserah anda, sekarang saya ada rapat. Lebih baik anda pulang."

Dengan nada lelah, yang memang melelahkan sekali hari ini.

Tangan gue menunjuk ke arah pintu keluar.

Menyuruh Guanlin untuk sesegera mungkin meninggalkan ruangannya.

GUE BUTUHHHHHH TEH SOSROOOOO!!!! OTAK GUE MUMETTT.

"Pulangnya aku antar, ya?"

Mengapa anak ini susah sekali dibilang suruh pulang?!

"Tidak, saya akan pulang bersama Pak Daniel."

Jawab gue ketus.

"Apakah kamu selingkuh?"

Ehk, busetttt. Gue cengo di tempat. Serasa dapet pertanyaan dari bocah. Ehk, emang dia bocah sih.

Tapi, nada dan mukanya ituloh!!! Tidak bisakah di kondisikan lagi?

"Pulang Guanlin, cuci kaki, cuci tangan, bobo siang." Ujar gue sambil tersenyum. Moga-moga aja dia ngerti.
Gue butuh waktu sendiri.

"Aku bukan anak kecil! Aku ini seorang Pria yang jago buat ANAK."

Ya, allah. Ampun kanlah dosa-dosa gue semasa muda ini.

Gimana cara nya gue ngasih tahu ini bocah?

"GUANLIN!.....KELUAR DARI RUANGAN SAYA!" Teriak gue tak bisa tertahankan.

Dengan segera Guanlin keluar dari ruangan gue.

Bisa terdengar Gaunlin tertawa terbahak-bahak di luar.

Ingin ku mengumpat!!!!!

Ssaem [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang