Langkah kaki Guanlin membawa gue ke parkiran khusus untuk murid.
Dan dia berhenti tepat di depan sebuah motor sport warna merah.
Masa gue naik beginian?
Ehk, emang ni bocah mau ngajakin gue naek apa?
Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggang gue.
Gue udah tahan napas.
Wajah Guanlin sangat dekat sekali.
Harum khas tubuhnya sangat terasa di indra penciuman gue.
Tak bisa gue pungkiri.
Sekalipun hanya dusta.
Gue akui.
Dan hanya satu yang bisa gue gambarkan tentang wajah Guanlin. TAMPAN.
"Kenapa melihatku seperti itu? Aku tahu aku sangat tampan, matamu seperti ingin memakanku, kau tahu?"
Suara Bass di telinga menghentikan bayangan tentang nya.
"Jika kau mau, makanlah aku."
Dengan kencang gue tampar pipinya yang sangat dekat dengan wajah gue.
PLAK.
Terdengar suara tamparan yang sangat keras di tengah parkiran yang sudah sepi.
Dan satu hal Guan lin tak marah sedikitpun.
Padahal sudut bibirnya berdarah.
"Mengapa anda memeluk saya? Anda tahu kan siapa saya?!" Ujar gue menahan marah.
"Tahu."
"Lantas mengapa anda memeluk saya!"
"Kamu istriku, aku hanya memasangkan jaket di pinggangmu."
Jawabnya lagi dengan wajah polos.
Sedangkan gue?
Cengoo habisssss.
Gue pandang pinggang gue yang entah sejak kapan sudah ada sebuah jaket yang melingkar.
"GUE BUKAN ISTRI LO!"
Teriak gue kelepasan mengucapkan kata laknat!
Tidak seharusnya gue berbicara dengan bahasa non formal apalagi dengan murid gue sendiri.
Guanlin hanya tersenyum.
"Secepatnya gue akan mengucapkan janji suci itu di depan penghulu."
Bolehkan gue Bullsing?
Tapi, dia murid gueeee!
Aku kudu ottokeeeee?
![](https://img.wattpad.com/cover/141417881-288-k366576.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssaem [Lai Guanlin]
Acak*** "Saya guru kamu ya, Lin!" "Lo emang guru gue disekolah, tapi...disini lo cewek gue." "Saya tidak akan pernah berhubungan lebih dari seorang guru dan murid, saya sudah tegaskan hal itu sama kamu. Jadi, mohon bantuannya. Saya tidak salahkan kamu j...