*30*

130 11 2
                                    

Gue menelungkupkan muka diantara lutut, menangis. Terserah lu pada mau nganggep gue apa! Coba lo pada ada di posisi gue? Apa yang bakalan lo lakuin?

Ada sebuah tangan megang bahu gue. Dengan repleks gue langsung....BUGH! Dengan mata tertutup.

"Awww." Teriakkan tak asing itu. Nancy membuka matanya menatap takut-takut, namun kini matanya malah membulat sempurna.

Guanlin tengah mengusap dagunya yang terkena tonjokkan maut Nancy.

"Guanlin, Sorry." Ujar Nancy lirih, mengusap dagu Guanlin yang kena tonjokkan

"It's okey. Kamu ngapain ada disini?" Tanya Guanlin, menghentikan gerakan tangan Nancy di dagunya yang langsung malah ia genggam.

"Lah, kamu juga ngapain disini?" Balas Nancy.

Bukannya Guanlin menjawab pertanyaan, tangannya malah mengusap air mata yang jatuh di sisi pipi Nancy. "Kenapa nangis?" Guanlin mengalihkan pertanyaan.

Nancy terus saja memandang perilaku yang Guanlin lakukan terhadap wajahnya, jujur saja jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Mata intens Guanlin, hidung mancungnya, wajah tampannya, siapa wanita yang bisa menolak? Tapi Nancy tetap saja terhalang oleh Status.

"I~itu, coba kamu lihat kotak yang ada disana." Gugup Nancy sambil menunjuk sebuah kotak.

Guanlin mengalihkan pandangannya, melepas tangan Nancy dan berjalan menuju sebuah kotak yang berhasil terbuka. Matanya membulat sempurna.

"APAAN INI!" Teriak Guanlin terkejut, ia langsung memalingkan wajahnya ke arah Nancy, Nancy memasang wajah meringgis

Ssaem [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang