"Nancy! Gue tahu saat ini lo engga suka sama gue, tapi setidaknya gue mau melindungi lo dari ratu iblis! Lo itu terlalu baik dimata gue! Dan gue mau ngelindungi lo!" Ucap gue tak terima dengan perkataan nya. Nancy terkesiap.
"Oke, gue tahu kita umurnya sangat terpaut jauh, namun saat ini dengerin perkataan gue! Plis, gue engga mau lo kenapa-kenapa." Mata gue melembut, tanya gue meraih pundak Nancy. Air mata tak dapat gue bendung lagi.
Gue bukan cengeng, emang salah kalau engga mau kehilangan orang tercinta? Oke, anggap saja sesuka hati kalian kalau gue ini kek anak kecil. Tapi, memang gue masih kecil.
"Plis." Lirih gue.
Nancy terus saja natap gue dengan bingung, namun pada akhirnya dia menganggukkan kepala. Dan seketika itu pula gue langsung memeluk tubuh Nancy dengan erat kembali. Gue emang nangis tapi gue bukan mengeluarkan suara kek cewek-cewek kalau mewek.
"Makasih." Ucao gue tulus.
NANCY POV
Setelah ngeliat sifat si Lai Guanlin yang nyuruh gue untuk ngejauhin murid baru yang entah apa dampaknya itu malah buat gue pusing 7 keliling, oke lebah sekali ya gue? Gimana engga pusing coba, baru pertama kali gue liat muka serius seorang Guanlin dan menurut gue itu semua pasti ada alasannya kenapa.
BRUK
Ahk, sial! Pake acara nabrak-nabrak segala kek sinetron aja, sih.
Ini lagi! Udah tahu gue bawa buku lumayan banyak.
Gue nunduk dan mengumpulkan buku yang berhamburan di atas lantai. Males banget gue harus marah-marah, cepet tua gimana?

KAMU SEDANG MEMBACA
Ssaem [Lai Guanlin]
Acak*** "Saya guru kamu ya, Lin!" "Lo emang guru gue disekolah, tapi...disini lo cewek gue." "Saya tidak akan pernah berhubungan lebih dari seorang guru dan murid, saya sudah tegaskan hal itu sama kamu. Jadi, mohon bantuannya. Saya tidak salahkan kamu j...